digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ekstraksi gigi molar ketiga adalah prosedur pembedahan yang sangat umum dilakukan oleh spesialis bedah mulut dan maksilofasial. Keterampilan dan pelatihan yang ekstensif diperlukan untuk mengurangi komplikasi yang mungkin timbul selama atau setelah operasi. Pemberian antibiotik profilaksis bertujuan untuk mempertahankan lingkungan luka pasca operasi. Ketidaktepatan pemberian antibiotik profilaksis berisiko menyebabkan kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO). Analisis masalah terkait obat atau Drug Related Problem (DRP) pada penggunaan antibiotik profilaksis dapat dievaluasi secara kualitatif menggunakan metode Gyssens dan secara kuantitatif menggunakan metode Anatomy Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD) untuk mengetahui nilai DDD dan Drug Utilization (DU) 90%. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis penggunaan antibiotik profilaksis pada tindakan pembedahan, menganalisis pengaruh penggunaan antibiotik profilaksis terhadap kejadian ILO, serta membandingkan kejadian ILO pada pada pasien dengan pemberian antibiotik profilaksis dengan pasien tanpa pemberian antibiotik profilaksis. Penelitian dilakukan secara retrospektif dengan pengambilan sampel data rekam medis pasien yang mengalami tindakan pembedahan gigi molar ketiga pada bulan Maret 2021 – Maret 2022. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 15,64% data rekam medis dengan penggunaan antibiotik yang tepat dan terdapat 84,36% dengan ketidaktepatan waktu pemberian. Berdasarkan hasil perhitungan DDD, amoksisilin dan seftriakson merupakan antibiotik profilaksis yang paling banyak diberikan dan termasuk ke dalam segmen DU 90%, yang artinya 90% penggunaan antibiotik profilaksis adalah amoksisilin dan seftriakson. Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat pasien yang mengalami ILO yang diberikan antibiotik maupun tidak diberikan/tanpa antibiotik.