BAB 1 - JESSICA LARASATI
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 - JESSICA LARASATI
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 - JESSICA LARASATI
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 - JESSICA LARASATI
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 - JESSICA LARASATI
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Pisang Cavendish merupakan komoditas holtikultura yang perlu ditingkatkan
produksinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dan menjadi
devisa negara. Perbanyakan secara konvensional umumnya menggunakan anakan
yang hanya menghasilkan sedikit bibit dan rawan membawa penyakit. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi bibit dan menghasilkan
anakan yang sehat yaitu dengan menggunakan kultur jaringan (in vitro). Kultur in
vitro memerlukan biaya yang lebih besar, untuk menekan biaya pada metode ini
dapat dilakukan dengan mengkombinasikan medium yang umum digunakan yakni
Murashige Skoog dengan pupuk daun komersil (PDK) dan memberikan senyawa
organik untuk melengkapi nutrisi yang kurang. Penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk menentukan komposisi terbaik atau optimum pada penggunaan PDK
dan air kelapa muda (air kelapa) sebagai medium alternatif perbanyakan pisang
Cavendish berdasarkan beberapa parameter pertumbuhan yaitu jumlah tunas,
panjang tunas (pseudostem), jumlah daun, luas dan “vigour” daun, dan jumlah
akar serta menentukan tingkat kelululus hidupan plantlet pisang Cavendish
setelah aklimatisasi. Penelitian ini menggunakan 9 kombinasi perlakuan yakni P1
(MS0 +50 ml/L air kelapa), P2 (MS0 +100 ml/L air kelapa), P3 (1
2 MS0 + 1
2 PDK
50 ml/L air kelapa), P4 (1
2 MS0 + 1
2 PDK +100 ml/L air kelapa), P5 (1
4 MS0 + 3
4
PDK +50 ml/L air kelapa), P6 (1
4 MS0 + 3
4 PDK +100 ml/L air kelapa), P7 (PDK
+50 ml/L air kelapa), P8 (PDK +100 ml/L air kelapa) yang seluruhnya diberikan
0.5ml/L pupuk perangang tunas (PPT), serta kontrol yang berisikan MS0. Hasil
dari penelitian ini yaitu jumlah tunas terbanyak pada medium P4. Tunas
(pseudostem) terpanjang pada medium dengan komposisi P3, P5, dan MS0.
Jumlah daun terbanyak pada medium komposisi P5 dan “vigor” daun berdasarkan
parameter warna diperoleh baik pada seluruh plantlet kecuali pada plantlet dalam
medium P7 dan P8. Daun terluas pada medium dengan komposisi P3 dan P5, serta
jumlah akar terbanyak pada medium dengan komposisi P5. Seluruh plantlet
pisang Cavendish pada medium optimasi tanpa penambahan dan dengan
penambahan PPT dan air kelapa mampu bertahan hidup setelah aklimatisasi
kecuali pada uji pendahuluan dalam PDK tanpa penambahan apapun. Maka dapat
disimpulkan bahwa medium dengan komposisi 1
2 MS0 dan 1
2 PDK serta air kelapa
100ml/L atau 1
4 MS0 dan 3
4 PDK dan air kelapa 50ml/L, dapat digunakan sebagai
medium alternatif untuk perbanyakan pisang Cavendish secara in vitro.