ABSTRAK Adinda Rahmah Hiracahya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Adinda Rahmah Hiracahya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Adinda Rahmah Hiracahya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Adinda Rahmah Hiracahya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Adinda Rahmah Hiracahya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Adinda Rahmah Hiracahya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Adinda Rahmah Hiracahya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Adinda Rahmah Hiracahya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan spesies udang penaeid dengan permintaan pasar yang besar di Indonesia. Jawa Barat merupakan provinsi dengan tingkat produksi udang vaname terbesar ke-2 di Indonesia, setelah Nusa Tenggara Barat. PT Nayottama Kelola Laut Indonesia (PT NKLI) adalah salah satu perusahaan budidaya udang Vaname yang memiliki lokasi tambak di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. PT NKLI melakukan budidaya udang vaname secara intensif. Dengan pendekatan multidisiplin bioekonomi, analisis dilakukan dengan model bioekonomi perikanan budidaya yang berdasarkan model pertumbuhan polynomial unruk menentukan waktu budidaya terbaik yang akan memperoleh keuntungan optimal pada kegiatan usaha budidaya udang vaname, baik secara biologis maupun ekonomis. Untuk memaksimalkan produktivitas, faktor yang mempengaruhi produksi udang vaname juga perlu ditentukan dengan menganalisis hubungan antara hasil produksi dan faktor-faktor penunjangnya secara statistika. Data yang diperoleh adalah hasil sampling mingguan berat individu udang selama masa budidaya siklus ke-2, input dan output produksi siklus ke-1 hingga ke-6, laporan keseluruhan pendapatan dan biaya yang dikeluarkan untuk keenam siklus, dan data hasil pemantauan kualitas air untuk siklus ke-2. Dengan model bioekonomi, estimasi waktu panen terbaik yang akan menghasilkan keuntungan terbesar adalah di hari ke-89 dengan frekuensi panen sebanyak tiga kali dalam satu tahun. Model fungsi produksi yang didapatkan dengan menguji faktor input terhadap output produksi dan dianalisis dengan fungsi Cobb-Douglas adalah Y = 3,811X10,04X21,097X30,26, menunjukkan hubungan antara produksi udang vaname (Y), kepadatan tebar benur (X1), pemberian pakan (X2), dan biaya pemeliharaan (X3). Variabel pemberian pakan berpengaruh signifikan pada taraf kepercayaan 95% (? = 0,05). Dari koefisien faktor produksi, diperoleh nilai return to scale sebesar 1,397 yang berarti budidaya udang vaname di PT NKLI berada pada increasing return to scale. Parameter kualitas air pada budidaya udang vaname di PT NKLI sudah sesuai dengan standar baku mutu, yaitu tinggi air 111,69 ± 5,61 cm, salinitas 20,52 ± 2,42 ppt, oksigen terlarut (DO) 5,66 ± 0,42 ppm, suhu air 29,14 ± 1,044 ºC, dan pH 8,06 ± 0,13, sehingga penambahan padat penebaran dan total pemberian pakan serta pengurangan kuantitas pemeliharaan bisa dilakukan secara bertahap untuk mengoptimalkan keuntungan dengan tetap memperhatikan dampaknya pada kualitas air dan penambahan biaya.