digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Arif Sadewo
PUBLIC Alice Diniarti

Terminal Kijing merupakan salah satu terminal di Pelabuhan Pontianak yang merupakan gerbang perekonomian di Kalimantan Barat. Pembangunan Terminal Kijing dijadikan sebagai salah satu proyek strategis nasional dan merupakan bentuk solusi dari ketidakmampuan Terminal Dwikora dalam menangani kapal besar. Dalam rencana kegiatan operasional pelabuhan tentunya akan menimbulkan beberapa masalah lingkungan yang berpengaruh terhadap kualitas air, energi, udara, kebisingan, dan pengelolaan limbah. Konsep Green Port diterapkan sebagai langkah untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan. Indonesia saat ini juga berkomitmen untuk menerapkan net zero emission pada tahun 2060 mendatang dan menurunkan emisi karbondioksida pada tahun 2030. Isu ini dijadikan sebagai isu prioritas dalam presidensi G20 Indonesia 2022. Pada tugas akhir ini akan dibahas mengenai penerapan konsep Green Port di Terminal Kijing dengan elektrifikasi alat bongkar muat dan alat penanganan peti kemas. Dengan elektrifikasi alat bongkar muat dan penanganan peti kemas akan mencapai net zero emission pada lingkungan pelabuhan baik area dermaga maupun lapangan penumpukan. Pemilihan alat elektrik juga berpengaruh terhadap desain layout dan pola operasi serta tarif penanganan peti kemas. Dari proses desain yang telah dilakukan diperoleh kapasitas penanganan peti kemas di dermaga sebesar 2.355.371 TEU/tahun dan 2.375.805 TEU/tahun pada area lapangan penumpukan. Penerapan konsep Green Port hasil desain juga dapat mengurangi emisi karbondioksida sebesar 15-70% dan dapat menghemat biaya bahan bakar hingga 76,97% jika dibandingkan dengan penggunaan alat biasa.