ABSTRAK Natassja Arminta Putri
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER NATASSJA ARMINTA PUTRI
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 NATASSJA ARMINTA PUTRI
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BABA2 NATASSJA ARMINTA PUTRI
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 NATASSJA ARMINTA PUTRI
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 NATASSJA ARMINTA PUTRI
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 NATASSJA ARMINTA PUTRI
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB6 NATASSJA ARMINTA PUTRI
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA NATASSJA ARMINTA PUTRI
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Target jumlah pengguna sepeda motor listrik di Indonesia yang belum tercapai menghambat
ketercapaian Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan
Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Hal ini disebabkan akar masalah berupa belum ada
rancangan model bisnis Battery Swap Station (BSS) yang layak dan dapat menjawab kebutuhan
konsumen. Battery Swap Station (BSS) merupakan sebuah infrastruktur penukaran baterai
untuk sepeda motor listrik dengan tipe baterai lepas sebagai alternatif yang lebih praktis. Untuk
itu, diperlukan rancangan model bisnis Battery Swap Station (BSS) pada sepeda motor listrik
yang dapat menjawab kebutuhan konsumen dan layak secara finansial untuk mengatasi
masalah yang ada.
Perancangan model bisnis dilakukan dengan melakukan identifikasi terhadap lingkungan
eksternal, merumuskan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang dimiliki,
menentukan target pasar, merumuskan Value Proposition Canvas (VPC), mengidentifikasi tiga
alternatif aliran pendapatan berdasarkan Business Model Canvas (BMC) dan perbandingan
eksternal, dan menganalisis kelayakan finansial dengan metode net present value, internal rate
of return, dan payback period hingga didapatkan satu model bisnis dengan aliran pendapatan
terbaik yang dapat memberikan keuntungan maksimal dan layak untuk berbagai jenis
kendaraan listrik roda dua.
Dari ketiga alternatif aliran pendapatan yang telah dirancang, didapatkan alternatif aliran
pendapatan terbaik, yaitu model bisnis BSS dengan aliran pendapatan biaya energi per
penukaran baterai. Model bisnis ini dapat menghasilkan net present value sebesar Rp
90,513,783,877, internal rate of return sebesar 11,46%, dan payback period selama 5,25 tahun
bagi pihak perusahaan pengembang dan penyedia BSS untuk sepeda motor listrik bila
diaplikasikan. Keterbatasan dari penelitian ini yaitu tidak dilakukan analisis preferensi
konsumen secara kuantitatif, analisis kelayakan bisnis secara keseluruhan, dan perumusan
rencana implementasi.