digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ROB merupakan tinggi muka air yang dipengaruhi oleh fenomena hidrodinamika yang terjadi di laut. ROB terjadi saat kenaikan pasang air laut, dengan pengaruh run up gelombang, backwater muara sungai dan arus sejajar pantai yang menambah ketinggian dari banjir ROB secara signifikan. Dampak ROB menyebabkan kerusakan infrastruktur, mengubah fisik lingkungan dan penurunan kualitas lingkungan serta kerugian sosial dan ekonomi. Penelitian-penelitian sebelumnya tentang kenaikan muka air ROB memberikan hasil yang berbeda-beda karena perbedaan asumsi terhadap komponen-komponen yang mempengaruhi ROB dan belum adanya persamaan yang pasti untuk menentukan tinggi muka air ROB. Penelitian ini didasarkan untuk mengetahui fenomena apa saja yang mempengaruhi kenaikan muka air ROB dan belum adanya persamaan atau ketentuan yang pasti untuk mengukur tinggi muka air ROB. Maksud dari penelitian ini adalah pengungkapan ROB diharapkan dapat mengetahui fenomena hidrodinamika yang mempengaruhi kenaikan muka air ROB dan mengkalibrasikan persamaan ROB berdasarkan kejadian sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi komponen-komponen hidrodinamika pantai yang mempengaruhi ROB, merumuskan persamaan dinamika ROB di Teluk Semarang dan mengkalibrasi persamaan ROB terhadap kejadian ROB sebelumnya. Kenaikan muka air ROB di Teluk Semarang dipengaruhi oleh pasang surut, runup gelombang, gelombang longshore current dan backwater muara sungai. Pasang surut di Teluk Semarang memilki tipe mixed diurnal yang artinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari, dengan nilai formzhal 1,6 dan periode pasang surut 12 jam 54 menit. Ramalan pasang surut pada tanggal 23 Mei 2022 terjadi pasang setinggi 0,21 m dan surut sedalam -0,22 m. Data angin Semarang didominasi bergerak dari arah Utara dengan persentase sebesar 34,43% dengan kecepatan rata-rata angin 8,34 knot atau 4,3 m/s dan panjang fetch efektif 179,16 km. Gelombang yang dibangkitkan oleh angin dengan tinggi dan periode gelombang signifikan yaitu 1,38 m dan 4,41 s. Tinggi (H_s) dan kedalaman(T_s) gelombang signifikan dianalisis berdasarkan kedalaman batimetri Teluk Semarang. Gelombang signifikan diubah menjadi gelombang ekivalen untuk memperhitungkan gelombang yang telah mengalami refraksi, difraksi. Gelombang ekivalen akan digunakan dalam analisis gelombang pecah, runup gelombang dan gelombang longshore current. Tinggi gelombang ekivalen (H_o^') 1,45 m dengan periode (T) 4,41 s dan koefisien refraksi (K_r) 0,994. Breaking wave dihitung berdasarkan tinggi dan periode gelombang ekivalen dan dipengaruhi oleh pendangkalan yang menyebabkan penurunan tinggi breaking wave. Ketinggian breaking wave (H_b) 1,5 m dan kedalaman (d_b) 1,77 m terjadi dengan zona breaking wave (L_b) berjarak 92,01 m dari pesisir pantai. Kecepatan longshore current dianalisis berdasarkan ketinggian dan sudut terbentuknya breaking wave yaitu 0,35 m/s dan luas perairan seluas 4,99 km2. Gelombang longshore current dan runup gelombang timbul akibat adanya gelombang pecah. Gelombang longshore current dan run up gelombang diperoleh 1,56 m dan 0,13 m. Backwater terjadi saat pasang di muara sungai melebihi permukaan air sungai sehingga aliran sungai berbalik masuk dari laut menuju sungai yang akan mempengaruhi tinggi muka air ROB. Debit total sungai yang bermuara di Teluk Semarang yaitu dengan 872,69 m3/s dan luas perairan 10,5 km2. Ketinggian backwater muara sungai setinggi 0,48 cm saat terjadi pasang. Tinggi muka air ROB dianalisis berdasarkan tinggi muka air pasang surut, tinggi gelombang longshore current, tinggi backwater muara sungai dan tinggi runup gelombang. Analisis kenaikan muka air ROB berdasarkan persamaan diperoleh tinggi muka air ROB 2,38 m dan dikalibrasi dengan pencatatan tinggi ROB pada tanggal 23 Mei 2022 setinggi 2,1 m.