Peningkatan kapasitas produksi bir turut meningkatkan kuantitas brewer’s spent grain yang dihasilkan. Brewer’s spent grain diketahui memiliki kandungan nutrisi yang cukup baik dan perlu dilakukan pengelolaan potensi untuk menjadi produk yang bermanfaat dan menghasilkan nilai tambah. Alternatif tercepat dan paling umum yang dapat dipilih adalah pemanfaatan sebagai pakan ternak (feedstock). Brewer’s spent grain memiliki kandungan protein mencapai 30 persen dan total digestable nutrien (TDN) untuk ternak sapi yang cukup tinggi mencapai 80 persen yang baik digunakan untuk pakan konsentrat sapi. Pemanfaatan brewer’s spent grain menjadi pakan ternak sapi tidak terlepas dari proses penyediaan pakan bagi peternak yang didapatkan melalui berbagai macam jalur pembelian dan penyediaan. Penelitian ini berfokus pada identifikasi pemanfaatan dan alur rantai pasok dalam mendapatkan brewer’s spent grain sebagai pakan ternak sapi yang dilakukan oleh peternak. Kemudian dilanjutkan dengan analisis faktor internal dan eksternal dari unit usaha penyediaan pakan yang dimiliki koperasi peterrnak. Hasil identifikasi akan dirumuskan sebagai perencanaan strategi kesiapan koperasi peternak untuk berkerjasama dengan perusahaan industri minuman bir dalam menjalankan program creating shared value (CSV). Metode pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan kuisioner. Data yang diperoleh kemudian di olah dengan analisis deskriptif kualitatif, analisis kinerja rantai pasok, dan penyusunan strategi pengembangan unit usaha penyediaan brewer’s spent grain pada koperasi peternak menggunakan analisis Internal External (IE), matriks SWOT (Strenght-Weakness Opportunities-Threats), dan matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Hasil identifikasi nilai manfaat menunjukkan bahwa nilai ekonomi tertinggi produk dihasilkan dengan pakan brewer’s spent grain yang digunakan oleh peternak rakyat mencapai 1.200 rupiah per liter susu per hari (55 persen lebih efisien dibandingkan dengan pakan konsentrat yang lain). Hasil analisis kinerja rantai pasok menunjukkan bahwa saat ini kondisi pemasaran brewer’s spent grain dari perusahaan hingga ke peternak rakyat belum efisien karena producer’s share hanya berada di nilai 22,22 persen. Formulasi manajemen strategis yang dilakukan terhadap unit penyediaan pakan koperasi peternak dengan QSPM menghasilkan alternatif strategi terbaik yaitu membangun hubungan kerjasama dengan perusahaan industri minuman bir sebagai wujud creating shared value dalam pengadaan brewer’s spent grain. Program creating shared value
(CSV) disinyalir dapat menjadi sebuah solusi untuk peternak kelas kecil-menegah dalam memperoleh pasokan brewer’ spent grain secara mudah dan murah.