digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Gaya visual memiliki jangkauan dari realistik hingga simplifikasi, serta jangkauan abstraksi; yang masing – masing titik dalam jangkauan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Dengan maraknya kebutuhan penggunaan gaya visual lintas media, maka timbul keingintahuan untuk mencari tahu bagaimana pengaruh gaya visual terhadap respon empati manusia terhadap karakter. Untuk mencari tahu hal tersebut, maka perlu adanya media dan narasi yang mendukung timbulnya rasa empati. Pada penelitian ini, media yang digunakan adalah Webtoon dan narasi cerita emosional dengan fokus emosi sedih. Webtoon dipilih karena merupakan salah satu media yang sedang berkembang pesat di Indonesia; sedangkan cerita emosional sedih dianggap memicu keterlibatan pembaca terhadap karakter yang lebih tinggi dibandingkan cerita bahagia atau netral. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana ketiga gaya visual karakter (simplifikasi, kombinasi, dan realistik) tersebut mempengaruhi empati, dan mana diantaranya yang memiliki familiaritas visual lebih tinggi dalam webtoon dengan cerita emosional sedih. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, menggunakan metode eksperimen between – participant dengan pemaparan stimuli dan pengisian kuesioner. Studi kasus yang digunakan adalah karya “Bingkai Titik” oleh Gabriel PT Dedi. Stimuli variasi gaya visual dirancang menjadi 3 varian gaya visual karakter, yaitu realistik, kombinasi (gaya asli studi kasus), dan simplifikasi. Partisipan eksperimen berjumlah 63 responden, berusia 16 – 29 tahun yang memiliki pengalaman membaca komik / webtoon setidaknya 1 tahun, dan memiliki skor empati moderat - tinggi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya keterhubungan yang signifikan antara familiaritas visual dan empati. Selain itu, terbukti bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan pada respon empati di antara ketiga gaya visual. Sedangkan, gaya visual realistik memiliki familiaritas visual yang lebih tinggi dibandingkan kedua gaya secara signifikan. Tidak adanya hasil yang signifikan pada respon empati diduga karena ada variabel lain yang membawa pengaruh pada hasil tersebut. Diantaranya adalah pengalaman pribadi partisipan eksperimen yang berbeda, penggambaran mata yang tidak konsisten di antara stimuli (mata hanya digambarkan pada stimuli realistik saja), kurangnya jumlah episode pada eksperimen untuk menumbuhkan ikatan pada karakter, dan lainnya. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber rujukan bagi penggunaan dalam media, khususnya pada optimalisasi familiaritas menggunakan gaya realistik, maupun penelitian mengenai gaya visual kedepannya.