Gaya visual memiliki jangkauan dari realistik hingga simplifikasi, serta jangkauan
abstraksi; yang masing – masing titik dalam jangkauan tersebut memiliki kelebihan
dan kekurangannya tersendiri. Dengan maraknya kebutuhan penggunaan gaya
visual lintas media, maka timbul keingintahuan untuk mencari tahu bagaimana
pengaruh gaya visual terhadap respon empati manusia terhadap karakter. Untuk
mencari tahu hal tersebut, maka perlu adanya media dan narasi yang mendukung
timbulnya rasa empati. Pada penelitian ini, media yang digunakan adalah Webtoon
dan narasi cerita emosional dengan fokus emosi sedih. Webtoon dipilih karena
merupakan salah satu media yang sedang berkembang pesat di Indonesia;
sedangkan cerita emosional sedih dianggap memicu keterlibatan pembaca terhadap
karakter yang lebih tinggi dibandingkan cerita bahagia atau netral. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat bagaimana ketiga gaya visual karakter (simplifikasi,
kombinasi, dan realistik) tersebut mempengaruhi empati, dan mana diantaranya
yang memiliki familiaritas visual lebih tinggi dalam webtoon dengan cerita
emosional sedih. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif,
menggunakan metode eksperimen between – participant dengan pemaparan stimuli
dan pengisian kuesioner. Studi kasus yang digunakan adalah karya “Bingkai Titik”
oleh Gabriel PT Dedi. Stimuli variasi gaya visual dirancang menjadi 3 varian gaya
visual karakter, yaitu realistik, kombinasi (gaya asli studi kasus), dan simplifikasi.
Partisipan eksperimen berjumlah 63 responden, berusia 16 – 29 tahun yang
memiliki pengalaman membaca komik / webtoon setidaknya 1 tahun, dan memiliki
skor empati moderat - tinggi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya
keterhubungan yang signifikan antara familiaritas visual dan empati. Selain itu,
terbukti bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan pada respon empati di antara
ketiga gaya visual. Sedangkan, gaya visual realistik memiliki familiaritas visual
yang lebih tinggi dibandingkan kedua gaya secara signifikan. Tidak adanya hasil
yang signifikan pada respon empati diduga karena ada variabel lain yang membawa
pengaruh pada hasil tersebut. Diantaranya adalah pengalaman pribadi partisipan
eksperimen yang berbeda, penggambaran mata yang tidak konsisten di antara
stimuli (mata hanya digambarkan pada stimuli realistik saja), kurangnya jumlah
episode pada eksperimen untuk menumbuhkan ikatan pada karakter, dan lainnya.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber rujukan bagi penggunaan dalam
media, khususnya pada optimalisasi familiaritas menggunakan gaya realistik,
maupun penelitian mengenai gaya visual kedepannya.