Perusahaan konstruksi di Indonesia saat ini menghadapi persaingan yang luar biasa,
hal ini sejalan dengan ditetapkannya pembangunan infrastruktur sebagai salah satu
prioritas utama pembangunan nasional, dan terbukanya pasar internasional. Oleh
karena itu, mereka harus mempersiapkan kinerja terbaik mereka untuk meningkatkan
keunggulan kompetitif mereka. Performance Management System (PMS) merupakan
salah satu cara untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Namun, literatur
menunjukkan bahwa tidak ada kerangka kerja PMS yang sepenuhnya sesuai dengan
karakteristik perusahaan konstruksi tersebut, terutama untuk perusahaan konstruksi di
Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model PMS baru untuk
mengelola kinerja organisasi perusahaan konstruksi di Indonesia dengan mengacu
pada pendekatan framework Knowledge Based Performance Management System
(KBPMS) yang dikembangkan oleh Wibisono (2006).
Model yang diusulkan ini dikembangkan dengan menggabungkan tinjauan literatur
dan pendekatan studi kasus yang diterapkan pada perusahaan konstruksi milik negara
kelas besar. Tinjauan literatur mengidentifikasi konsep, atribut kinerja, dan indikator
dari kerangka kerja yang ada dengan potensi penggabungan dan sintesis dalam model
baru yang diusulkan. Studi kasus pada sebuah perusahaan dilakukan untuk
mengidentifikasi karakteristik perusahaan konstruksi, faktor-faktor yang berpotensi
mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut, dan kriteria model baru yang diusulkan.
Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan melakukan
wawancara dengan orang-orang kunci yang terkait dengan manajemen kinerja di
perusahaan.
Data dianalisis untuk menilai kesesuaian strategi perusahaan dengan PMS saat ini
yang digunakan di perusahaan, dan untuk menentukan indikator kinerja yang sesuai
untuk digunakan dalam model yang diusulkan. Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan metode pengambilan keputusan statistik dan multikriteria. Validasi
model yang diusulkan dilakukan dengan mengimplementasikannya di tiga perusahaan
sejenis.
Penelitian ini telah mengisi celah untuk model PMS yang sesuai dengan kondisi
perusahaan konstruksi di Indonesia. Penelitian ini membangun teori terlebih dahulu
kemudian mengimplementasikannya. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi baik
secara akademis maupun praktis. Belum ada model PMS yang dikembangkan khusus
untuk perusahaan konstruksi di Indonesia sebelumnya, yang secara khusus
menerapkan indikator kinerja yang relevan secara kontekstual dengan kondisi industri
konstruksi di Indonesia. PMS yang ada di perusahaan saat ini belum dilengkapi
dengan keterkaitan antar indikator kinerja baik secara vertikal maupun horizontal
antar unit di perusahaan pada setiap level. Selain itu, model yang ada belum memiliki
standar kinerja yang dapat digunakan untuk proses benchmarking.
Pengembangan model ini masih dalam tahap yang perlu dikembangkan lebih lanjut.
Model yang diusulkan dirancang khusus dengan memperhatikan karakteristik dan
kondisi industri konstruksi dan perusahaan di Indonesia, sehingga model yang
dikembangkan hanya berlaku untuk industri konstruksi di Indonesia. Penerapan di
negara lain mungkin berbeda, sehingga memerlukan penyesuaian dan kajian serta
studi lebih lanjut terkait hal ini. Selain itu, karena model yang diusulkan disusun
berdasarkan data dari perusahaan konstruksi kelas besar, penerapannya di
perusahaan konstruksi dengan kelas lebih bawah memerlukan penyesuaian.
Kata kunci: KBMMS, keterkaitan indikator, manajemen kinerja, perusahaan
konstruksi kelas besar, standar benchmarking.