digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perusahaan konstruksi di Indonesia saat ini menghadapi persaingan yang luar biasa, hal ini sejalan dengan ditetapkannya pembangunan infrastruktur sebagai salah satu prioritas utama pembangunan nasional, dan terbukanya pasar internasional. Oleh karena itu, mereka harus mempersiapkan kinerja terbaik mereka untuk meningkatkan keunggulan kompetitif mereka. Performance Management System (PMS) merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Namun, literatur menunjukkan bahwa tidak ada kerangka kerja PMS yang sepenuhnya sesuai dengan karakteristik perusahaan konstruksi tersebut, terutama untuk perusahaan konstruksi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model PMS baru untuk mengelola kinerja organisasi perusahaan konstruksi di Indonesia dengan mengacu pada pendekatan framework Knowledge Based Performance Management System (KBPMS) yang dikembangkan oleh Wibisono (2006). Model yang diusulkan ini dikembangkan dengan menggabungkan tinjauan literatur dan pendekatan studi kasus yang diterapkan pada perusahaan konstruksi milik negara kelas besar. Tinjauan literatur mengidentifikasi konsep, atribut kinerja, dan indikator dari kerangka kerja yang ada dengan potensi penggabungan dan sintesis dalam model baru yang diusulkan. Studi kasus pada sebuah perusahaan dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik perusahaan konstruksi, faktor-faktor yang berpotensi mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut, dan kriteria model baru yang diusulkan. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara dengan orang-orang kunci yang terkait dengan manajemen kinerja di perusahaan. Data dianalisis untuk menilai kesesuaian strategi perusahaan dengan PMS saat ini yang digunakan di perusahaan, dan untuk menentukan indikator kinerja yang sesuai untuk digunakan dalam model yang diusulkan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan keputusan statistik dan multikriteria. Validasi model yang diusulkan dilakukan dengan mengimplementasikannya di tiga perusahaan sejenis. Penelitian ini telah mengisi celah untuk model PMS yang sesuai dengan kondisi perusahaan konstruksi di Indonesia. Penelitian ini membangun teori terlebih dahulu kemudian mengimplementasikannya. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi baik secara akademis maupun praktis. Belum ada model PMS yang dikembangkan khusus untuk perusahaan konstruksi di Indonesia sebelumnya, yang secara khusus menerapkan indikator kinerja yang relevan secara kontekstual dengan kondisi industri konstruksi di Indonesia. PMS yang ada di perusahaan saat ini belum dilengkapi dengan keterkaitan antar indikator kinerja baik secara vertikal maupun horizontal antar unit di perusahaan pada setiap level. Selain itu, model yang ada belum memiliki standar kinerja yang dapat digunakan untuk proses benchmarking. Pengembangan model ini masih dalam tahap yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Model yang diusulkan dirancang khusus dengan memperhatikan karakteristik dan kondisi industri konstruksi dan perusahaan di Indonesia, sehingga model yang dikembangkan hanya berlaku untuk industri konstruksi di Indonesia. Penerapan di negara lain mungkin berbeda, sehingga memerlukan penyesuaian dan kajian serta studi lebih lanjut terkait hal ini. Selain itu, karena model yang diusulkan disusun berdasarkan data dari perusahaan konstruksi kelas besar, penerapannya di perusahaan konstruksi dengan kelas lebih bawah memerlukan penyesuaian. Kata kunci: KBMMS, keterkaitan indikator, manajemen kinerja, perusahaan konstruksi kelas besar, standar benchmarking.