Banjir akibat luapan Sungai Serayu Hilir menggenangi lahan pertanian dan pemukiman
di sebagian wilayah Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap setiap tahun. Berdasarkan
klasifikasi tingkat bahaya banjir mengacu pada BNPB Nomor 2 Tahun 2012, beberapa lokasi
mengalami tingkat bahaya banjir yang tinggi (>1,5 m), sehingga mengganggu kehidupan dan
penghidupan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengembangkan peta risiko banjir Kabupaten
Banyumas dan Kabupaten Cilacap pada wilayah Sungai Serayu Hilir. Pemodelan banjir
menggunakan HEC-RAS 5.0.6 model dua dimensi, diverifikasi dengan data observasi lapangan.
Debit sungai diperoleh dari perhitungan hidrologi, sedangkan komponen pasang surut diperoleh
dengan menggunakan MATLAB-LP Tides BIG. Geometri sungai menggunakan data pengukuran
penampang sungai untuk pemodelan hidrolik yang dikombinasikan dengan MERIT DEM sebagai
bantarannya. Kajian risiko banjir terdiri dari komponen bahaya, kerentanan, dan kapasitas. Dalam
penelitian ini digunakan parameter BNPB dan PUPR. Komponen bahaya dan kapasitas mengacu
pada BNPB Nomor 2 Tahun 2012. Komponen kerentanan mengacu pada studi tahun 2014 dari
PUSLITBANG SDA Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Banjir kala
ulang 50 tahun menunjukkan bahwa total luas wilayah risiko banjir pada SubDAS Serayu Hilir
sebesar 6,22 km2, sedangkan wilayah dengan tingkat risiko banjir tinggi sebesar 2,2 km2.