Badak LNG adalah perusahaan pengolah gas alam cair (LNG) di Indonesia dengan kapasitas produksi LNG
lebih dari 22,5 juta ton per tahun (mtpa). Sebagai bagian dari rantai bisnis LNG, Badak LNG harus
menjalankan fungsinya dengan baik untuk mendukung pencapaian target bisnis LNG secara keseluruhan.
Sebagai unit bisnis yang bertanggung jawab atas pemeliharaan Kilang LNG dan fasilitas pendukungnya,
departemen Pemeliharaan harus melakukan pemeliharaan dengan andal, efektif, dan aman sesuai anggaran
yang telah disetujui. Untuk memastikan pemenuhan tugas tersebut, departemen Pemeliharaan memerlukan
sistem pengukuran kinerja yang terintegrasi dan kontekstual yang dapat mengukur kinerja sistem, memantau
status, dan memberikan umpan balik yang sesuai untuk perbaikan berkelanjutan.
Departemen pemeliharaan tidak memiliki sistem pengukuran kinerja yang terintegrasi, menerjemahkan dari
tingkat visi, misi, dan tujuan strategis perusahaan dan divisi. Sistem yang ada saat ini hanya berupa Goals &
Objectives, dimana variabel dan indikator yang dikembangkan belum terintegrasi ke dalam level organisasi
perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, indikator dan target yang dibuat tidak seluruhnya sejalan
dengan tujuan strategis perusahaan.
Tugas akhir ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pengukuran kinerja pemeliharaan strategis
menggunakan kombinasi Balanced Scorecard (BSC) dengan kerangka Amendola Four Phase Model. Model
gabungan ini, yang disebut Five-Stages and BSC Framework, terdiri dari penerapan tujuan strategis
perusahaan, dari visi dan misi departemen pemeliharaan dalam proses perusahaan hingga indikator kinerja.
Data tersebut akan diolah menggunakan metode perbandingan yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan
kepada Subject Matter Experts (SME) dan stakeholders di Badak LNG yang terkait dengan sistem manajemen
pemeliharaan. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis hubungan antar atribut dalam sistem manajemen
pemeliharaan menggunakan metode korelasi dan perbandingan Analytical Hierarchy Process (AHP).
Penelitian ini menemukan bahwa pengembangan sistem pengukuran kinerja di departemen pemeliharaan
harus mencakup penyelarasan strategi pemeliharaan dengan tujuan produksi, analisis upaya atau proses
pemeliharaan (indikator kunci), dan analisis kinerja hasil pemeliharaan (indikator lagging). Berdasarkan 5-
Stages Method dan BSC Design framework, 32 indikator kinerja yang dilengkapi dengan target
benchmarking telah dikembangkan untuk mengukur kinerja departemen pemeliharaan di Badak LNG. Sistem
pengukuran kinerja yang baru ini diharapkan dapat membantu departemen pemeliharaan mengelola sistem
secara lebih efektif untuk mewujudkan dan mencapai misi dan visinya.
Sistem baru ini akan diimplementasikan dan diaktualisasikan dalam waktu 18 bulan yang meliputi
penjadwalan, sosialisasi, modifikasi proses, pelatihan, alokasi sumber daya, serta pengembangan laporan dan
tampilan. Sistem pengukuran kinerja baru harus disurvei secara konsisten untuk perubahan konstan selama
implementasi dan bahan untuk pengembangan berkelanjutan. Penelitian ini terbatas pada pengembangan
sistem pengukuran kinerja baru menggunakan kerangka kerja Five-Stages dan BSC untuk mengelola sistem
pemeliharaan di Badak LNG.