Pengguna media sosial dapat membuat sebuah persona anonim yang tidak terikat
oleh aturan sosial di dunia nyata. Kemungkinan ini meluas ke lahirnya persona
virtual – karakter fiktif yang dibuat secara digital, diberi kepribadian, dan
menceritakan ‘hidup’-nya di media sosial. Penelitian yang membahas persona
virtual secara khusus masih sedikit dan umumnya membahas potensi marketing
yang mereka miliki. Karenanya, peneliti ingin berkontribusi pada topik persona
virtual dengan perancangan ini. Untuk mempertajam masalah, perancangan ini
berfokus pada media sosial Instagram yang mendorong komunikasi visual. Tujuan
penelitian ini adalah untuk (1) mengkaji bagaimana persona virtual membangun
engagement dengan digital storytelling di media sosial Instagram dan (2)
merancang persona virtual untuk digital storytelling di media sosial Instagram.
Tinjauan pustaka dilakukan untuk memberikan peneliti dengan latar belakang
teoritis yang dibutuhkan. Kemudian studi komparasi karya sejenis dilakukan
terhadap tiga persona virtual yang melakukan digital storytelling di Instagram:
Miquela Sousa (@lilmiquela), Seraphine Song (@seradotwav), dan Liv
(@livinthefuture). Hasil tinjauan pustaka dan studi banding digunakan untuk
merancang 27 pertanyaan kuesioner yang lalu diproses dengan aplikasi SPSS dan
metode analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima faktor
yang berperan dalam persona virtual dan digital storytelling mereka di media
sosial – narasi interaktif, konten manusiawi, kepribadian positif, setting realistis,
dan desain karakter. Lima faktor ini dapat digunakan sebagai panduan merancang
persona virtual untuk digital storytelling di media sosial, yang kemudian peneliti
aplikasikan pada tahap perancangan persona virtual Emi Ayami. Proses desainnya
sendiri melibatkan tahap brainstorming, membuat concept art, memecah cerita
menjadi anekdot mikrokonten, dan menggambar ilustrasi ‘foto’ serta menulis
caption-nya sebelum akhirnya diimplementasi di Instagram