Kunyit merupakan rempah-rempah yang sudah dikenal sejak dahulu dan menarik
minat dunia medis karena khasiatnya. Sebagian besar manfaat kunyit dikaitkan
dengan efek antioksidan dan anti-inflamasinya, tetapi mengkonsumsi kunyit secara
tunggal kurang bermanfaat karena bioavailabilitasnya yang buruk, terutama
disebabkan oleh penyerapan zat aktifnya yang buruk, metabolisme dan eliminasi
yang cepat. Ada beberapa zat yang dapat meningkatkan bioavailabilitas,
diantaranya piperin yang merupakan komponen aktif lada hitam. Penelitian ini
bertujuan menguji khasiat antiinflamasi akut dan kronis kombinasi serbuk kunyit
dan lada hitam. Dua dosis kombinasi yang diuji yaitu, kombinasi A (kunyit/lada
hitam = 205,2/10,8 mg/kg bb) dan kombinasi B (kunyit/lada hitam = 136,8/7,2
mg/kg bb). Efek antiinflamasi diuji pada tikus Wistar yang meliputi efek
antiinflamasi akut dengan induktor ?-karagenan dan antiinflamasi kronis dengan
induktor Freund's Complete Adjuvant. Pada uji antiinflamasi akut kunyit sebagai
simplisia tunggal (205,2 mg/kg bb) tidak menunjukkan aktivitas antiinflamasi yang
signifikan, tetapi kombinasi A dapat menghambat inflamasi secara signifikan
(p<0,05) pada jam ke-4, 6, 8, dan 24 berturut-turut sebesar 47,0 ; 27,6 ; 25,1 dan
36,1 %. Pada uji antiinflamasi kronis, kedua kombinasi tidak menunjukkan aktivitas
yang signifikan secara konsisten berdasarkan parameter yaitu berat badan, volume
kaki, lingkar sendi dan telapak kaki, hipertermia lokal, mobilitas, indeks artritis
maksimal, kekakuan sendi, titer TNF-a dan IL-17A. Kombinasi A dapat
menurunkan kadar Nitric Oxide (p<0,1), dan kombinasi B dapat menurunkan kadar
Anti-Cyclic Citrullinated Peptide Antibody (anti-CCP) secara bermakna (p<0,05).
Hasil penentukan kadar anti-CCP ini memberi gambaran keamanan penggunaan
kombinasi serbuk kunyit dan lada hitam sebagai antiinflamasi.