BAB 1 Fadli Zaka Waly
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Fadli Zaka Waly
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Fadli Zaka Waly
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Fadli Zaka Waly
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Fadli Zaka Waly
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Fadli Zaka Waly
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Semua aktivitas pada tambang bawah tanah salah satunya muat-angkut material pada ramp down
tidak dapat dilakukan 100% secara efektif karena terdapat faktor internal (alat dan pekerja) dan faktor
eksternal (lingkungan kerja) yang mempengaruhi perubahan nilai kecepatan dan temperaturkelembaban
udara yang merupakan komponen pembentuk temperatur efektif kondisi termal suatu
lokasi kerja. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem ventilasi yang baik untuk mecapai temperatur efektif
tersebut.
Penelitian ini menggunakan simulasi metode numerik komputasi berbasis dinamika fluida
menggunakan perangkat lunak Ansys. Model numerik sistem ventilasi tambahan divalidasi
berdasarkan data penelitian Gani (2017). Kemudian, perubahan kondisi akibat sumber panas
didekatkan dengan data penelitian Yulianti (2020). Pemodelan yang dibuat yaitu Model 1 untuk
validasi awal dengan kriteria kecepatan udara masuk 19,05 m/s (dengan diameter penampang pipa
udara 0,9 m), kelembaban relatif masuk 79,1 % dan temperatur udara masuk 30,5 °C, Model 2 dengan
adanya sumber panas dari mesin LHD 102 kW beserta operator, dua kipas exhaust 37 kW, dan
seorang foreman, lalu Model 3 yang berbeda dari Model 2 pada temperatur udara masuk dengan nilai
20 °C dan sebagai model rekomendasi.
Berdasarkan hasil pemodelan diperoleh penelitian memiliki tingkat galat berdasarkan Model 1
terhadap kondisi sebenarnya pada rentang nilai 0,01%-2,38%. Kemudian, perubahan temperatur
akibat adanya sumber panas yang bekerja pada Model 1 memiliki Gradien 1 1,26 °C/jam, Gradien 2
0,70 °C/jam, dan Gradien 3 -0.,05 °C/jam sedangkan Model 2 memiliki Gradien 1 1,29 °C/jam,
Gradien 2 0,71 °C/jam, dan Gradien 3 -0,05 °C/jam.
Model yang memenuhi standar kelayakan berdasarkan peraturan tentang sistem ventilasi di Indonesia
adalah Model 3 yang menghasilkan temperatur efektif pada kondisi temperatur normal 25,1 °C,
temperatur puncak 25,9 °C, dan temperatur residual 25,7 °C.