digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

BAB 1 Agung Limowa
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Agung Limowa
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Agung Limowa
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Agung Limowa
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Agung Limowa
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

ABSTRAK Agung Limowa
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

PUSTAKA Agung Limowa
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Sistem ventilasi tambang bawah tanah memerlukan perhatian khusus terkait sistem ventilasi. Salah satu tahap penting yang perlu diperhatikan adalah tahap development karena belum memiliki sarana ventilasi yang mumpuni sehingga banyak masalah yang dapat timbul seperti masalah distribusi udara dan temperatur. Kondisi temperatur dan kuantitas udara akan dimodelkan dengan Computational Fluid Dynamics (CFD) sebagai landasan dalam menganalisis masalah. Dalam penelitian kali ini akan disimulasikan 3 (tiga) variasi kondisi berdasarkan sistem pendingin yang menyebabkan variasi pada temperatur masuk. Tiga kondisi variasi tersebut adalah kondisi 1 yaitu kondisi alami, kondisi 2 yaitu kondisi dimana dilakukan pemasangan sistem pendingin pada portal dan kondisi 3 adalah variasi dimana kondisi pemasangan pendingin dilakukan di depan saluran udara masuk. Dari hasil simulasi pada permuka kerja, pada kondisi 1 yang merupakan keadaan alami diperoleh kuantitas udara sebesar 15,09 – 23,97 m3/s, 15,96 – 25,47 m3/s untuk kondisi 2 serta 15,59 – 22,79 m3/s untuk kondisi 3. Pada area jalan tambang diperoleh bahwa kuantitas udara sebesar 59,73 -77,12 m3/s, dimana kuantitas debit akan menurun saat temperatur udara masuk semakin kecil. Berdasarkan hasil simulasi temperatur diperoleh bahwa pada kondisi 1 temperatur tertinggi mencapai 32?, kondisi 2 mencapai 31,09? dan kondisi 3 mencapai 30,45? dengan area jalan tambang yang memiliki temperatur tertinggi. Pemasangan sistem pendingin dapat menurunkan temperatur 3-5% pada kondisi 2 dan 13-18% pada kondisi 3. Kondisi 3 merupakan kondisi paling ideal dengan temperatur efektif kurang dari 27? sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia.