COVER Dadi Abdurrahman
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Dadi Abdurrahman
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Dadi Abdurrahman
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Dadi Abdurrahman
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Dadi Abdurrahman
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Dadi Abdurrahman
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Dadi Abdurrahman
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Penulis mengusulkan sebuah pendekatan baru untuk menghitung nilai time-lapse
microgravity dengan mempertimbangkan parameter aliran air tanah, kompaksi
tanah, dan amblesan yang diakibatkan oleh pengambilan air tanah. Nilai time-lapse
microgravity dipengaruhi oleh factor perubahan geometri dan massa jenis.
Penurunan muka air tanah akan mengubah massa-jenis batuan dan mengganggu
stress efektif. Efek perubahan stress efektif mengakibatkan kompaksi yang
kemudian menyebabkan ambelasan tanah di permukaan (perubahan geometri).
Dalam studi ini, penulis memodelkan fenomena fisika yang berhubungan dengan
tujuh parameter : massa-jenis batuan, massa-jenis fluida, porositas, debit
pemompaan, hydraulic conductivity, specific storage, dan ketebalan akifer. Metoda
ini telah diaplikasikan untuk mempelajari kondisi hidrologi di area Cekungan
Bandung, sebuah kita megapolitan dengan populasi lebih dari 7 juta orang yang
tinggal di sana. Hasil kemi menyarankan bahwa system akifer di beberapa area
terdiri dari sedimen pasir halus yang mana masih terus mengalami konsolidasi yang
juga mengalami pengambilan air tanah secara berlebihan. Penulis mengusulkan
beberapa prosedur yang dapat diaplikasikan pada kota-kota besar lainnya dengan
pelamparan cekungan sedimen sebagai kunci untuk manajemen air tanah di kota
tersebut.