digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

BAB 1 Stewart Sohahau
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Stewart Sohahau
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Stewart Sohahau
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Stewart Sohahau
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Stewart Sohahau
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Stewart Sohahau
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

ABSTRAK Stewart Sohahau
PUBLIC Open In Flipbook Resti Andriani

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh aliran air tanah transien terhadap kestabilan lereng tambang, dengan melihat dampak perubahan tekanan air pori terhadap Faktor Keamanan (FK) lereng pada variasi nilai konduktivitas hidraulik jenuh (Ks) dan konfigurasi horizontal drainhole. Analisis ini krusial untuk memahami respons lereng terhadap sistem penyaliran dari waktu ke waktu dan merancang strategi mitigasi longsor yang efektif di area pertambangan. Metodologi penelitian ini menggunakan analisis dua dimensi dengan perangkat lunak Rocscience Slide2 pada model lereng konseptual homogen yang terdiri dari lima jenjang. Analisis air tanah dilakukan dengan menggunakan Metode Elemen Berhingga yang didasarkan pada Persamaan Richard untuk aliran air tanah dalam 2 dimensi. Analisis kestabilan lereng dilakukan dengan menggunakan Metode Kesetimbangan Batas dengan perhitungan FK menggunakan Metode Bishop dengan Kriteria Keruntuhan Mohr-Coulomb. Analisis dilakukan dalam dua skenario utama. Pertama, tanpa horizontal drainhole dengan variasi nilai konduktivitas hidraulik jenuh (Ks). Kedua, dengan pemasangan horizontal drainhole pada berbagai variasi panjang (25 m, 50 m, 75 m, dan 100 m) pada nilai Ks yang konstan. Hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatan nilai konduktivitas hidraulik jenuh (Ks) secara signifikan mempercepat laju penurunan tekanan air pori yang berdampak terhadap peningkatan Faktor Keamanan (FK) lereng. Namun, nilai Ks tidak memengaruhi nilai FK pada fase akhir yang cenderung menuju kondisi tunak (steady-state). Pemasangan horizontal drainhole terbukti efektif dalam mempercepat penurunan muka air tanah dan meningkatkan FK pada tahap awal, di mana laju peningkatan FK sebanding dengan penambahan panjang drainhole. Meskipun demikian, disimpulkan bahwa pada kondisi tunak diakhir, nilai FK akhir antara lereng dengan dan tanpa drainhole tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan karena kondisi air tanah sudah diluar area boundary bidang longsoran kritis.