ABSTRAK Febria Dela Nur Fatkha
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Febria Dela Nur Fatkha
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Febria Dela Nur Fatkha
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Febria Dela Nur Fatkha
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Febria Dela Nur Fatkha
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Febria Dela Nur Fatkha
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Febria Dela Nur Fatkha
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Febria Dela Nur Fatkha
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Febria Dela Nur Fatkha
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Febria Dela Nur Fatkha
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA Febria Dela Nur Fatkha
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Pengujian pemadatan tanah atau kompaksi umumnya dilakukan untuk mengetahui parameter seperti optimum moisture content (OMC) dan maximum dry density. Dalam prosedur uji pemadatan tanah berdasarkan standar ASTM D698, sampel tanah perlu dikondisikan terlebih dahulu melalui proses pengeringan. Proses ini bertujuan untuk memastikan kondisi awal sampel tanah seragam dan terkontrol.
Pengeringan ini dapat dilakukan dengan cara dijemur di udara terbuka hingga mencapai kondisi kering udara (air drained) atau dipanaskan dalam oven dengan suhu 60°C. Namun, dalam praktiknya, terdapat permasalahan di laboratorium terkait dengan variasi metode penyiapan sampel dan pengaruhnya terhadap hasil pengujian. Variasi metode pengeringan tersebut dapat menyebabkan pengaruh pada karakteristik fisik tanah, terutama pada tanah memiliki nilai plastisitas tinggi seperti tanah ekspansif.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk variasi suhu pemanasan (pre-drying) terhadap kualitas pemadatan pada tanah ekspansif dan non-ekspansif, serta mengevaluasi pengaruhnya terhadap perilaku swelling tanah ekspansif. Pada penelitian ini dilakukan berbagai pengujian pada sampel tanah Sentul yang diduga ekspansif dan sampel tanah non-ekspansif Sadang. Sampel yang digunakan merupakan sampel terganggu, yang masing-masing dikeringkan dengan tiga metode: jemur udara terbuka (± 24.4°C), oven 40°C, dan oven 60°C.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sampel tanah ekspansif, peningkatan suhu pemanasan metode oven drying cenderung menurunkan nilai maximum dry density (MDD) dan menaikkan optimum moisture content (OMC), sedangkan pada tanah non-ekspansif tren sebaliknya terjadi, dengan OMC menurun dan MDD meningkat seiring dengan peningkatan suhu pemanasan. Pengeringan suhu tinggi pada tanah ekspansif menyebabkan restrukturisasi dan aglomerasi partikel clay, yang ditunjukkan ada pengujian evaluasi distribusi ukuran partikel bahwa penurunan fraksi <0,002 mm (clay) dan kenaikan fraksi lanau. Sementara itu, pada sampel tanah non-ekspansif, perubahan fraksi halus relatif kecil, yang mengindikasikan tidak terjadi aglomerasi signifikan.
Swelling behaviour tanah ekspansif pada penelitian ini menunjukkan bahwa swelling potential dan swelling pressure tertinggi diperoleh pada kondisi jemur (OMC terendah dan MDD tertinggi), sedangkan pengeringan oven drying menurunkan swelling potential hingga 13.73% (60°C) dan 9.46% (40°C) serta swelling pressure hingga 3,08% (60°C) dan 2.21% (40°C). Hasil ini dibuktikan juga dengan nilai MBV, SSA, dan CEC yang didapati lebih tinggi pada kondisi jemur, hal ini mendukung indikasi bahwa pengeringan suhu tinggi mengurangi luas permukaan aktif partikel akibat adanya aglomerasi pada partikel tanah.
Perpustakaan Digital ITB