Tambang Batu Hijau merupakan salah satu tambang tembaga dan emas yang
terbesar di Indonesia yang telah berproduksi sejak tahun 2000. Sesuai dengan
rencana-tambang (mine-plan) BH2014BPv2 maka diperkirakan kegiatan
penambangan aktif akan berakhir pada tahun 2027 dan selanjutnya hanya mengolah
bijih di stockpile yang kandungan tembaganya rendah sampai sedang sampai awal
tahun 2037. Setelah kegiatan tambang berakhir maka akan terbentuk lubang-tambang
(pit-hole) dengan diameter rata-rata 2.749 m, kedalaman 705 m (dari ketinggian -390
mRL sampai 315 mRL) dan diperkirakan pit-hole dapat menampung air 807.773.048
m3 dan akan menjadi sebuah lubang tambang yang disebut lubang tambang. Penelitian
ditujukan untuk mengetahui lamanya waktu pengisian lubang tambang sampai
mencapai titik limpas di 260 mRL. Hal ini penting diketahui karena sangat erat
hubungannya dengan biaya operasional setelah kegiatan penambangan berakhir
sampai air lubang tambang melimpas masuk ke badan air di lingkungan luar tambang.
Durasi pengisian lubang tambang juga berkaitan erat dengan kualitas air lubang
tambang yang akan melimpas artinya semakin lama waktu tinggal (retention time) air
didalam lubang tambang diharapkan kualitas air lubang tambang akan semakin baik.
Hal ini diharapkan terjadi reaksi kimia (pengendapan logam) yang lebih banyak.
Untuk mendapatkan durasi pengisian yang tepat maka dibuat skenario pengisian yang
disesuaikan dengan karateristik dan peran setiap komponen air yang masuk ke dalam
lubang tambang.
Model simulasi pengisian lubang tambang menggunakan 6 skenario dengan
perlakuan tailing hasil pemrosesan stockpile ditempatkan di dasar lubang tambang
atau tetap dialirkan ke fasilitas DSTP yang selama ini dilakukan. Hasil simulasi
diketahui waktu pengisian lubang tambang tanpa menempatkan tailing membutuhkan
waktu antara 45,4-51,6 tahun, sedangkan apabila tailing dialirkan ke dasar lubang
tambang hanya memerlukan waktu antara 23,3-26,3 tahun saja untuk mencapai titik
limpas di 260 mRL. Perbedaan waktu antara menempatkan dan tidak menempatkan
tailing ke dasar lubang tambang antara 21-25 tahun. Diperkirakan simulasi dengan
skenario #2 merupakan yang terbaik, karena masuknya tailing ke dasar lubang
tambang bersamaan dengan dialirkan air kualitas baik dari kawasan hutan dan
selanjutnya air rembesan mengalir diatas endapan tailing begitu penempatan tailing
selesai. Diharapkan terjadi stratifikasi yang baik karena perbedaan densitas antara air
bersih (kawasan hutan dan curah hujan), air rembesan dan tailing.