Endapan porfiri yang terbentuk melalui interaksi larutan hidrotermal dengan batuan
samping, umumnya terdirj atas mineral silikat, aluminosilikat dan sulfida. Endapan
ini seringkali ditambang dengan metode penambangan terbuka, namun dapat
meninggalkan void yang berpotensi membentuk pi! /ake pada masa pascatambang.
Proses tersebut seringkali menimbulkan masalah lingkungan, seperti air asam
tambang (AAT) yang muncul akibat oksidasi mineral sulfida disertai keberadaan
air. Karakteristik batuan samping yang reaktif juga dapat membentuk kualitas air
yang bervariasi pada pit lake yang dicirikan dengan kondisi pH asam atau basa.
Pada penelitian ini terdapat enam belas kolom sampel batuan yang digunakan terdiri
atas sembilan kolom sampel batuan vulkanik, 5 kolom sampel batuan diorite dan 2
kolom sampel batuan tonalite. Metode pengujian yang dilakukan meliputi beberapa
pendekatan yaitu uji statik, uji mineralogi seperti X-Ray Diffraction (XRD) dan XRay
Fluorescence (XRF), uji kinetik menggunakan metode free draining column
leaching test (FDCLT) dengan tiga siklus penyiraman yaitu siklus 1 hari (harian)
selama 28 hari, siklus 3 hari selama 30 hari dan siklus 7 hari selama 56 hari. Uji
kimia air lindian meliputi Jon Chromatography (IC) dan Inductively Coupled
Plasma Mass Spectrometry (ICP-MS) serta pemodelan reaksi geokimia dengan
perangkat lunak PHREEQC untuk memahami dan memprediksi kualitas air lindian
dan dampak geokimia yang ditimbulkan dalam jangka panjang.
Laju oksidasi berdasarkan pendekatan mol besi (Fe), mol sulfat (SO3”) dan transfer
mol pirit (FeS;) menunjukkan bahwa laju oksidasi cenderung meningkat pada
kondisi pH asam terutama pada siklus mingguan. Sementara laju kelarutan yang
didekati dengan mol kalsium (Ca) dan bikarbonat (HCO3) juga berperan dalam
mengontrol potensi pembentukan AAT. Hubungan antara laju oksidasi dan laju
kelarutan adalah jika laju oksidasi lebih cepat dibandingkan laju kelarutan, maka
potensi pembentukan air asam akan meningkat. Dalam jangka panjang, konsentrasi
sulfida dengan laju oksidasi tertinggi pada batuan vulkanik, diorite dan tonalite
masing — masing akan habis dalam waktu 49 tahun, 66 tahun dan 94 tahun.
Sementara masih pada litologi yang sama, untuk parameter pelarutan karbonat
tertinggi masing — masing akan habis dalam waktu 78 tahun, 136 tahun dan 108
tahun