Pertambangan batubara di Indonesia sebagian besar beroperasi dengan
menggunakan sistem tambang terbuka (open pit mining), salah satunya adalah site
Asam Asam oleh PT. Arutmin Indonesia yang berada di Provinsi Kalimantan
Selatan. Metode backfilling yang biasanya dipilih oleh perusahaan saat memasuki
masa pasca tambang tidak dapat dilakukan dengan maksimal karena volume tanah
penutup yang telah berkurang, sehingga akan menyisakan lubang berbentuk
cekungan pada area penambangan yang biasanya disebut dengan pit lake.
Masalah yang dapat ditimbulkan akibat dari pit bekas penambangan yang masih
terbuka berbentuk cekungan (void), yaitu air yang akan terisi di dalamnya yang
berasal dari air hujan dan dipengaruhi oleh batuan penyusun yang terdapat pada
dinding pit, serta pengaruh lingkungan di sekitar yang akan memberikan dampak
pada kualitas air yang akan terbentuk di pit lake PT. Arutmin Indonesia site Asam
Asam tersebut.
Prediksi kualitas air yang akan terbentuk pada pit lake melalui simulasi yang
dilakukan dengan menggunakan software PHREEQC. Skenario prediksi kualitas
air dilakukan berdasarkan dari letak sampel batuan pada skema litologi dinding pit.
Selain itu, proses kegiatan penambangan yang saat ini dilakukan juga menjadi
pertimbangan penting dalam penentuan skenario prediksi kualitas air.
Nilai pH hasil prediksi dari skenario A dan B adalah 2,185 dan 3,012 yang
menandakan bahwa air pada pit lake tersebut bersifat asam dan melebihi batas
lingkungan. Konsentrasi sulfat (SO4) skenario A (1177,76 mg/L) lebih besar
dibandingkan dengan skenario B (269,95 mg/L). Begitupula hasil kualitas air
lainnya seperti nilai konsentrasi logam Al dan Fe yang diperoleh dari hasil prediksi
skenario A adalah 36,675 mg/L dan 1641,73 mg/L sedangkan pada skenario B
adalah 0,160 mg/L dan 10,027 mg/L.