Abstrak:
Sungai Aesesa memiliki potensi yang sangat ideal untuk dikembangkan sebagai sumber air bagi lahan pertanian beririgasi, maupun potensi lainya seperti pertanian lahan kering, peternakan dan perikanan. Permasalahan utama pada Sungai Aesesa adalah sering terjadinya banjir oleh karena itu perlu dianalisis besaran debit dan kehandalan kapasitas alur sungai tersebut.
Dalam penelitian ini dilakukan kajian tentang debit banjir berdasarkan data hujan dengan metode Hidrograf Nakayasu dan Hidrograf Snyder. Analisis kapasitas alur alami sungai dilakukan dengan HEC-RAS sofware dan kehandalan kapasitasnya terhadap beban debit banjir rencana, dianalisis dengan menggunakan metode Konsep Angka Keamanan (Level-1) dan Second Moment Analysis (Level-2)
Analisis debit banjir dengan metode Snyder menghasilkan debit banjir rencana sebagai berikut : Q2 tahun = 1,206 m3/dtk, Q5 tahun = 1,346 m3/dtk, Qlo tahun = 1,426 m3/dtk, Q20 tahun = 1,495 m3/dtk, Q50 tahun = 1,577 m3/dtk dan Qioo tahun = 1,636 m3/dtk.
Hasil simulasi model HEC-RAS dengan Input Q2 sampai dengan Q20 , terhadap ke 20 cross-section pada sungai Aesesa disimpulkan bahwa segmen ruas sungai bagian hulu di desa Alorongga tidak mengalami limpasan banjir. Sedangkan pada bagian hilir di Desa Nila sepanjang 1,90 kin teridentifikasi rawan limpasan banjir.
Pada debit banjir rencana periode ulang Q2 tahun = 1,206 m3/dtk, beberapa cross-section di Desa Nila masih dapat mbfiampung debit banjir, namun untuk periode ulang Q20 tahun = 1,405 m3/d?tk, kapasitas altar alami stingai sudah tidak mampu menampung debit banjir terseljtit. Kupasitas Bank full minimum = 1,186 m3/dtk pada cross-section 3 clan maksirnium = 1,47$ m3/dtk pada Cross-section 6.
Terhadap beban periode ulang Q20 tahun = 1,495 m3/dtk, kehandalan kapasitas Eksisting alur alami sungai Aesesa dengan metode Second Moment Analysis (Level 2) untuk probilitas normal distribusi adalah 39.82 %, dan resiko kegagalan (air meluap) adalah 60.18%.
Untuk jangka pendek, pengendalian banjir dilakukan dengan tanggul sedangkan jangka panjang dapat dibangun waduk untuk mereduksi puncak banjir dan dapat menyediakan air baku bagi kebutuhan lainnya. Strategi pengendalian banjir dengan tanggul dapat meningkatkan kehandalan dari 39.82% menjadi 95.15% clan menurunkan resiko kegagalan (air meluap) dari 60.18% menjadi 4.85 %.
Perpustakaan Digital ITB