Sektor energi merupakan kontributor utama bagi pencapaian ekonomi dan industri serta prasyarat untuk menyediakan kebutuhan dasar manusia. Salah satu unit pembangkitan listrik milik PT. X berada di Jakarta Utara yang merupakan pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU). Metode yang dipilih untuk mengevaluasi dampak lingkungan di kegiatan PLTGU ini adalah Life Cycle Assessment (LCA) berdasarkan ISO 14040. Dengan evaluasi menggunakan LCA ini diharapkan dapat diketahui besaran dampak lingkungan yang dihasilkan dari kegiatan pembangkitan listrik di PLTGU. Penelitian ini menggunakan ruang lingkup gate to gate dengan unit fungsional 1 kilowatt hours (kWh) produk listrik yang dihasilkan perusahaan. Kegiatan pembangkitan di PLTGU dibagi menjadi 4 subsistem yaitu: subsistem penyiapan energi, penyiapan air produksi, produksi listrik, dan kegiatan pendukung pembangkit. Kategori dampak yang ditinjau adalah Global Warming Potential (GWP), Eutrophication Potential (EP), Acidification Potential (AP), dan Human Toxicity Potential (HTP). Karakterisasi dilakukan menggunakan metode CML dan normalisasi menggunakan metode CML-World 2000. Hasil LCI untuk pembangkitan listrik 1 kWh di PLTGU ini dibutuhkan natural gas 0,23 m3/kWh, air laut 1,30E-03 m3/kWh, dan listrik 0,0671 kWh/kWh. Hasil LCIA menunjukkan nilai kategori dampak GWP 3,72E-02 kg CO2 eq., AP 6,23E-04 kg SO2 eq., EP 1,63E-04 kg PO4 eq., dan HTP 1,28E-03 kg 1,4-dichlorobenzene eq. Hasil normalisasi menunjukkan kategori dampak asidifikasi merupakan dampak yang paling signifikan dengan nilai normalisasi 2,61E-15. Maka isu signifikan dalam studi LCA ini adalah emisi NOx dari combustion chamber dengan hotspot di combustion chamber. Terdapat tiga skenario perbaikan untuk mengurangi emisi NOx dengan cara (1) Wet Low Emission, (2) Selective Catalytic Reduction, dan (3) Selective Non-Catalytic Reduction. Skenario no. 2 dengan menggunakan Selective Catalytic Reduction merupakan skenario dengan pengurangan emisi NOx terbaik yang mampu mengurangi 85% emisi NOx.