Industri pertambanga n batubara pada umumnya me mbutuhkan i nvestasi yang besar dan juga
dipengaruhi oleh berbagai risiko dan ketidakpastian. Tambang Gurimbang, sebagai bagian dari Konsesi
PT. Berau Coal akan beroperasi pada 2020 setelah tiga tahun tertunda dari rencana semula. Selama
periode penundaan, berbagai risiko dan ketidakpastian serta situasi kelayakan proyek telah berubah dan
harus dilakukan evaluasi ulang. Evaluasi lebih lanjut telah dilakukan yang terjadi peni ngkatan potensi
batubara ke 106,79 juta ton sebagai Skenario Dasar untuk me mulai pena mbanga n. Namun, harga
batubara terus turun di penghujung 2019 saat proses konstruksi baru saja dimulai. Manajeme n Puncak
PT. Berau Coal memperti mbangkan untuk me ngevaluasi Tambang Gurimbang untuk me ngurangi
kemungkina n kerugia n dan me ni ngkatka n keuntunga n serta penge mbalia n modal dapat diestimasi
denga n baik. Skenario penurunan produksi yang dikembangkan yaitu Skenario Mene ngah denga n
renca na produksi sebanyak 56,21 juta ton dan Skenario Re ndah dengan penuruna n produksi menjadi
total 36,54 juta ton.
Metode yang digunaka n PT. Berau Coal untuk me nilai suatu aset adalah valuasi Arus Kas Diskonto
(DCF) yang me nghubungkan nilai aset denga n nilai sekarang dari arus kas yang diha rapkan di masa
depan denga n menerapka n ti ngkat diskonto sebagai fungsi dari risiko. Penilaia n di bidang keuanga n
adalah proses yang menghubungkan risiko dan laba untuk mene ntukan nilai suatu aset menggunakan
teknik nilai uang terhadap waktu sebagai dasar analisis arus kas. Valuasi opsi nyata (ROV) denga n
model kisi binomial adalah metodologi modern sebagai alternatif untuk evaluasi ekonomi proyek di
bawah ketidakpastian dan fleksibilitas ma najeme n pada waktu yang berbeda di mana harga aset dapat
bergerak ke salah s atu dari dua kemungkina n harga, naik dan turun, tergantung ukuran volatilitas.
Asumsi harga batubara s ebelumnya US $41/t dan terbaru US $33/t. Valuasi DCF denga n RADR 9.09%
untuk Ske nario Rendah me nghasilkan NPV tertinggi sebesar US $11.28 juta dan IRR 26.61%. NPV ini
lebih rendah US $20,08 juta dibandingkan NPV pada asumsi harga batubara lama. Sedangkan denga n
ROV model kisi binomial menghasilkan US $67,80 juta. Dari hasil ini, terlihat bahwa valuasi DCF
cenderung me ngecilkan nilai aset dan tidak mampu me na ngkap denga n baik nilai ketidakpastian pada
saat pengambilan keputusan awal. Valuasi DCF mengabaika n opsi untuk me na mbang 70,25 juta ton
batubara dari perbedaan antara Scenario Dasar dan Scenario Rendah serta NPV yang 6 kali lebih rendah
jika dibandingkan hasil ROV. Fleksibilitas manajerial strategis sebagai bagian dari ROV telah dilakukan
untuk me ngevaluasi opsi yang relevan untuk menga ntisipasi penuruna n harga batubara. NPV tertinggi
dihasilkan dari Scenario Dasar denga n kombinasi opsi penundaa n investasi selama satu tahun dan
pengabaian proyek denga n US $68,86 juta. Nilai perluasan dari fleksibilitas manajerial diperoleh
sebesar US $57,58 juta ketika harga batubara saat memulai pena mbangan berkisar antara US $18/t - US
$34,3/t.