Indonesia mempunyai potensi besar untuk pengembangan angkutan pelayaran
jarak pendek Short Sea Shipping (SSS)) karena merupakan negara kepulauan dan
mempunyai garis pantai terpanjang di dunia. SSS dapat menjadi alternatif
angkutan barang yang efektif dan efisien dimana hingga sampai saat ini untuk
angkutan pulau Jawa-Sumatera masih didominasi angkutan truk. Penelitian ini
bertujuan mengembangkan model biaya operasional angkutan barang dengan
menggunakan truk dan SSS yang sesuai dengan kondisi karakteristik angkutan
antar pulau seperti di Indonesia. Penelitian ini menggunakan analisis komparasi
antara biaya operasional angkutan barang antar pulau dengan moda truk dan moda
SSS berdasarkan model acuan dan model yang diusulkan. Data dikumpulkan dari
berbagai instansi, seperti operator angkutan dan Badan Litbang Kementerian
Perhubungan antara lain jarak tempuh, kecepatan tempuh, dan waktu tempuh
untuk dianalisa dengan formulasi model biaya operasional angkutan barang.
Data kualitatif digunakan untuk melengkapi data dan informasi terutama dari hasil
wawancara pengemudi dan perusahaan ekspedisi.
Penelitian ini mengajukan usulan model yang merupakan pengembangan dari
model acuan. Model baru ini melengkapi model sebelumnya untuk menghitung
total biaya terutama untuk angkutan barang antar pulau dengan menggunakan truk
dan SSS. Pada model biaya operasional truk terdapat penambahan elemen
variabel biaya dan waktu yang terjadi di pelabuhan penyeberangan antar pulau
dan ruas jalan . Adapun pada model usulan, biaya operasional SSS antara lain
terdapat penambahan elemen variabel biaya akibat aktivitas yang terjadi di
pelabuhan yang disinggahi dan di ruas jalan menuju dan dari pelabuhan.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan model biaya operasional angkutan
barang antar pulau yang diusulkan, baik dengan moda truk dan moda SSS,
bersifat lebih kompleks. Dibandingkan dengan model acuan, peningkatan total
biaya untuk truk adalah sebesar 13% dan moda SSS adalah sebesar 4%. Adapun
dari sisi kompetisi moda, biaya operasional angkutan barang antar pulau dengan
moda SSS lebih kecil dari moda truk. Model yang diusulkan ini diharapkan dapat
menjadi gambaran elemen variabel yang mempengaruhi berbagai keputusan
dalam penentuan biaya angkutan barang antar pulau. Riset ini juga dapat menjadiii
justifikasi penguat untuk meningkatkan peran moda SSS untuk operasional
angkutan barang antar pulau karena berbagai keunggulan dibanding dengan
angkutan truk barang antar pulau.