ABSTRAK Athifah Mufidiya Khalida
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Athifah Mufidiya Khalida
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Athifah Mufidiya Khalida
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Athifah Mufidiya Khalida
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Athifah Mufidiya Khalida
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Athifah Mufidiya Khalida
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Athifah Mufidiya Khalida
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Athifah Mufidiya Khalida
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Athifah Mufidiya Khalida
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Keselamatan truk merupakan isu penting di Kabupaten Karawang. Tingginya angka
kecelakaan truk di Kabupaten Karawang memerlukan penguatan peran
kelembagaan dalam pengelolaan keselamatannya. Penelitian ini bertujuan
memahami faktor kelembagaan penyebab kecelakaan truk dan menyusun prioritas
strategi untuk mengoptimalkan peran kelembagaan dalam meningkatkan
keselamatan truk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed
methods dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dan
pendekatan kuantitatif berupa analisis data kecelakaan serta Analytic Hierarchy
Process (AHP) untuk menentukan bobot kontribusi faktor kelembagaan dalam
penyebab kecelakaan truk dan memprioritaskan strategi pengoptimalan peran
kelembagaannya.
Hasil menunjukkan bahwa lemahnya tata kelola antar lembaga (28,6%), budaya
keselamatan yang rendah (27,9%), manajemen operasional dan pengemudi yang
tidak standar (24,4%), serta kebijakan keselamatan yang kurang adaptif (19,0%)
menjadi urutan faktor kelembagaan yang menyebabkan kecelakaan truk. Adapun,
hasil pembobotan strategi pengoptimalan peran kelembagaan yang diprioritaskan
dalam isu keselamatan ini, meliputi regulasi adaptif dan penegakan hukum berbasis
teknologi (36,0%), peningkatan manajemen operasional (24,2%), penguatan
koordinasi kelembagaan (21,2%), dan transformasi budaya keselamatan (18,6%).
Penelitian ini memberikan rekomendasi strategis untuk meningkatkan keselamatan
truk melalui menyinergikan lembaga-lembaga dalam pelaksanaan program serta
kebijakan keselamatan.
Perpustakaan Digital ITB