digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sebagai bagian penting dari sistem transportasi perkotaan di Indonesia, sektor transportasi jalan akan memainkan peran utama dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Namun demikian, sektor transportasi jalan di perkotaan menyumbang lebih dari 90% dari total konsumsi bahan bakar fosil dan diperkirakan akan meningkatkan emisi CO2 dari sektor transportasi sebesar 12,9% per tahun. Oleh karena itu, untuk mendorong transportasi jalan yang ramah lingkungan, tidak hanya diperlukan pengurangan emisi CO2 transportasi jalan, tetapi juga peningkatan tingkat efisiensi lingkungan untuk sektor transportasi jalan terhadap emisi CO2. Pengukuran tingkat efisiensi lingkungan dari sektor transportasi jalan berdasarkan skala kota dan menentukan implikasi kebijakannya sangat diperlukan tidak hanya untuk memberikan informasi mengenai status terkini kelestarian lingkungan yang terdampak sektor transportasi jalan, tetapi juga sebagai alat evaluasi kebijakan untuk meningkatkan keberlanjutan lingkungan dari sektor transportasi jalan di indonesia. Berdasarkan model stochastic cost frontier dengan urban compactness sebagai faktor penentu efisiensi yang diterapkan dalam penelitian ini, diperoleh hasil bahwa di sekitar 50% kota metropolitan di Indonesia, sektor transportasi jalan memiliki tingkat efisiensi emisi CO2 yang buruk dengan tingkat efisiensi kurang dari 0.70, sedangkan semua kota kecil memiliki tingkat efisiensi emisi CO2 yang baik dengan tingkat efisiensi lebih dari 0,85. Kemudian,iv guna mengevaluasi berbagai implikasi kebijakan, terdapat 13 (tiga belas) skenario kebijakan yang dimasukkan ke dalam model frontier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skenario kebijakan yang menggabungkan rencana pemindahan ibu kota negara, pengurangan kepadatan penduduk perkotaan, dan pembangunan/ peningkatan jalan merupakan skenario yang paling efektif untuk meningkatkan tingkat efisiensi lingkungan dari emisi CO2 pada sektor transportasi jalan untuk kota-kota di Indonesia. Secara umum, ditemukan beberapa implikasi kebijakan yang berlawanan antara kota metropolitan dan kota besar dengan kota menengah dan kecil. Dengan demikian, tidak ada satu rumusan skenario kebijakan yang dapat digeneralisasikan guna mengatasi masalah inefisiensi lingkungan dari emisi CO2 pada transportasi untuk semua skala kota.