Fly Ash and Bottom Ash (FABA) merupakan limbah hasil pembakaran batubara di
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berpotensi menimbulkan dampak
lingkungan apabila tidak dimanfaatkan secara optimal. Berdasarkan data produksi
tahunan, FABA yang dihasilkan mencapai total 303.377 ton selama periode 2016
hingga 2024. Permasalahan utama yang dihadapi saat ini adalah rendahnya tingkat
pemanfaatan, yang menyebabkan peningkatan akumulasi limbah di area
penyimpanan dan potensi dampak lingkungan yang semakin besar. Tantangan
dalam pengelolaan FABA adalah kurangnya kesadaran pelaku industri terkait
potensi FABA dan belum optimalnya kebijakan dan dukungan dari PLN dan
Pemerintah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas berbagai skenario kebijakan
dalam meningkatkan pemanfaatan FABA dengan menggunakan pendekatan
Dinamika Sistem. Studi kasus dilakukan di PLTU Nagan Raya berdasarkan data
historis tahun 2016–2024. Model disimulasikan untuk periode 2025–2040 dengan
tiga kebijakan intervensi, yaitu penambahan biomassa (biomass co-firing),
sosialisasi publik, dan subsidi untuk industri pengguna FABA.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa skenario kebijakan gabungan memberikan
dampak yang optimal. Dengan diberikan Total Subsidi Rp. 90.000.000 dapat
meningkatkan pemanfaatan FABA dari 1.100 ton/bulan menjadi 3.700 ton/bulan,
menurunkan jumlah FABA yang tersimpan dari 545.976 ton menjadi hanya 7.810
ton, serta meningkatkan reduksi emisi CO2 pada Industri dari 1.570 ton CO2
menjadi 12.020 ton CO2
Perpustakaan Digital ITB