digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800



BAB 1 Michael Hananta Utomo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Michael Hananta Utomo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Michael Hananta Utomo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Michael Hananta Utomo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Michael Hananta Utomo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan


Mikroalga adalah organisme yang telah dimanfaatkan secara komersial sebagai sumber energi dan pangan. Kultivasi mikroalga skala komersial dilakukan dalam rangka memproduksi biomassa dan berbagai senyawa metabolit yang berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia, seperti lipid yang dimanfaatkan sebagai biofuel dan protein yang dimanfaatkan sebagai sumber protein esensial. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh mixed culture antara Chlorella vulgaris dan Scenedesmus sp. terhadap produksi metabolit primer, klorofil, dan penurunan konsentrasi senyawa inorganik pada medium ADDMW. Pada penelitian ini ekstraksi lipid dilakukan dengan metode Bligh & Dyer (1959), sedangkan kadar protein ditentukan dengan metode Bradford menurut Kruger (2009). Nitrat, amonium, dan ortofosfat menjadi senyawa inorganik yang diamati pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan mixed culture, Chlorella vulgaris mendominasi pertumbuhan Scenedesmus sp. Hal ini dapat dilihat dari persentase jumlah sel Chlorella vulgaris yang terus meningkat seiring bertambahnya waktu kultivasi. Perlakuan mixed culture pada penelitian ini menghasilkan biomassa mikroalga dengan laju pertumbuhan spesifik 0,232?0,344 hari-1, perolehan biomassa 6,147?12,540 g L-1, dan produktivitas biomassa 2,090?3,073 g L-1 hari-1. Performa pertumbuhan ini kurang lebih sama dibandingkan perlakuan monoculture. Perlakuan mixed culture pada penelitian ini dapat memproduksi lipid dengan produktivitas 0,387?0,514 g L-1 hari-1, lebih tinggi secara signifikan dibandingkan monoculture (0,243?0,272 g L-1 hari-1). Meskipun demikian kandungan protein (20,400?21,580 mg (g-1 biomassa)) dan klorofil (4,194?5,174 mg L-1) yang dihasilkan tidak berbeda secara signifikan terhadap monoculture. Penelitian juga menunjukkan bahwa mixed culture dapat menurunkan kandungan nitrat (55,514?63,954%), amonium (8,238?17,754%), dan ortofosfat (86,335?87,195%). Performa penurunan senyawa organik pada mixed culture sama baiknya dengan monoculture.