ABSTRAK Felicia Queeny Mirabel Gunawan
PUBLIC TINI SUPARTINI
COVER Felicia Queeny Mirabel Gunawan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Felicia Queeny Mirabel Gunawan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Felicia Queeny Mirabel Gunawan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Felicia Queeny Mirabel Gunawan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Felicia Queeny Mirabel Gunawan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Felicia Queeny Mirabel Gunawan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Felicia Queeny Mirabel Gunawan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Produksi lipid pada mikroalga dapat dipengaruhi oleh rasio C:N, kepadatan
inokulum dan adanya cekaman salinitas. Untuk meningkatkan produksi lipid,
sistem kultivasi 2 tahap dapat diterapkan. Kultivasi tahap pertama dilakukan untuk
memproduksi biomassa. Sedangkan pada tahap 2, kultivasi diarahkan untuk
produksi lipid dengan cara menambahkan cekaman lingkungan dan nutrisi. Pada
penelitian ini, mikroalga Scenedesmus sp. dikultivasi secara 2 tahap dengan
kultivasi tahap pertama dilakukan secara fotoautotrof dan kultivasi tahap 2
dilakukan secara fotoheterotrof. Pada kultivasi tahap 2, kultur diberikan cekaman
salinitas berupa penambahan NaCl 10 g/L, variasi rasio C:N dan kepadatan
inokulum untuk menentukan keadaan yang optimal untuk produksi lipid.
Kandungan lipid dan berat kering biomassa maksimal pada keadaan optimal akan
ditentukan dengan prediksi model stokastik berdasarkan RSM dan response
optimizer. Variasi rasio C:N dilakukan dengan menambahkan glukosa dengan
konsentrasi yang sesuai agar rasio C:N menjadi 3, 35, dan 70 dengan konsentrasi
N dijaga tetap. Sedangkan variasi kepadatan inokulum yang digunakan adalah Log
6,5, 7, dan 7,5 sel/mL pada fase stasioner. Pada penelitian ini didapatkan bahwa
kandungan lipid dan berat kering biomassa maksimal berbanding lurus dengan
rasio C:N dan kepadatan inokulum. Kemudian dari hasil penelitian ini diperoleh
nilai rasio C:N 36,5 dan kepadan inokulum Log 6,94 sel/mL diprediksi akan
menghasilkan respons optimum untuk kandungan lipid dan berat kering biomassa
maksimal yaitu berturut-turut sebesar 71,98 (%(b/b) dan 1,615 (g/L)