Material Distribusi Utama (MDU) adalah material-material utama yang dibutuhkan dalam kegiatan operasional PLN pada jaringan distribusi (JTM, JTR dan SR) untuk mendistribusikan listrik dari Jaringan PLN hingga sampai kepada Pelanggan. Material Distribusi Utama (MDU) merupakan material yang sangat kritikal dalam kegiatan operasional di seluruh wilayah PLN Area di Indonesia. Kondisi saat ini, terdapat beberapa permasalahan terkait distribusi MDU, Salah satunya pengiriman material dilakukan langsung (direct) dari Pabrik ke 149 (seratus empat puluh sembilan) gudang PLN Area sehingga menyebabkan tingginya frekuensi pengiriman material dan jumlah ukuran pengiriman yang tidak optimal berdampak pada tingginya biaya logistik. Selain itu, model pengiriman direct dari Pabrik ke PLN Area ini juga menyebabkan waktu tunggu (Lead time) yang lama dan mengharuskan PLN Area menyimpan cadangan material yang lebih untuk meredam ketidakpastian permintaan. Hal ini berdampak pada meningkatnya biaya penyimpanan. Permasalahan logistik pada PLN dapat disimpulkan merupakan permasalahan logistik MANY-TO MANY.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini akan mengembangkan model pemilihan lokasi pusat distribusi dan jaringan distribusi Material Distribusi Utama (MDU) dengan menggunakan pendekatan model transshipment. Model yang dikembangkan pada penelitian ini mengacu pada model incorporating location-routing-inventory Javid dan Azad (2010). Model acuan transshipment yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan distribusi adalah model Lin dan Liu (2007). Pada penelitian ini terdapat penambahan konsep multi eselon stock. Batasan masalah pada penelitian ini berupa model distribusi dua eselon dengan multi-sumber dimana entitas yang terlibat dalam sistem terdiri dari tiga entitas yaitu multi pemasok, multi Pusat Distribusi, dan multi PLN Area. Model yang dikembangkan memberikan solusi berupa lokasi Pusat Distribusi yang dibuka, jaringan distribusi setiap eselon yang terlibat dan
penentuan kebijakan inventori berupa jumlah Economic Order Quantity (EOQ), Safety Stock dan Reorder-point.
Penelitian ini menghasilkan model programma mix integer non-linear (MINLP) yang telah mempertimbangkan integrasi inventori antar eselon pada jaringan distribusi multi sumber. Dari hasil pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak LINGO 18.0 dihasilkan solusi terbaik yaitu dibuka 2 (dua) Pusat Distribusi untuk melayani 7 (tujuh) PLN Area. Dengan adanya perubahan jaringan distribusi ini dapat mengurangi total biaya distribusi sebesar 38% dari total ongkos logistik model distribusi direct.