Indonesia telah menetapkan Kebijakan Energi Nasional (KEN) dalam Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2014 untuk mencapai bauran energi dengan 23% energi terbarukan pada 2025 dan 31% pada 2050. Salah satu wilayah yang memiliki target transisi energi ambisius adalah Nusa Tenggara Barat (NTB), yang bertujuan mencapai net-zero emission pada 2050. Sistem terisolasi Kecamatan Lunyuk di NTB, yang bergantung pada pembangkit listrik tenaga diesel, memiliki potensi besar untuk pemanfaatan energi terbarukan, yaitu energi surya, angin, dan gelombang laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi potensial sumber energi terbarukan, mengevaluasi tingkat complementarity antara sumber-sumber energi tersebut, dan menganalisis risiko kekurangan daya dan overload jaringan pada sistem yang dipilih. Proyeksi kebutuhan listrik hingga tahun 2055 dilakukan berdasarkan data penduduk Lunyuk dan konsumsi listrik per kapita penduduk NTB. Penentuan lokasi potensial menggunakan parameter spesifik untuk setiap sumber energi dengan pendekatan Multi-Criteria Decision Making (MCDM) yang dikombinasikan dengan Geographic Information System (GIS). Potensi teoritis dihitung menggunakan data GHI untuk energi surya, distribusi Weibull untuk energi angin, dan wave scatter diagram untuk energi gelombang. Indeks complementarity dihitung menggunakan metode koefisien korelasi (Pearson, Spearman, Kendall) untuk mengevaluasi kombinasi sumber energi dan lokasi terbaik. Analisis risiko kekurangan daya dan overload jaringan pada sistem dilakukan dengan metode klastering K-means. Penelitian ini menunjukkan proyeksi kebutuhan listrik di Lunyuk pada 2055 mencapai 311.91 GWh/tahun, dengan total potensi energi terbarukan sebesar 2,709.49 GWh/tahun. Analisis pemilihan lokasi menghasilkan tiga lokasi potensial untuk energi surya, satu lokasi untuk energi angin, dan dua lokasi untuk energi gelombang. Kombinasi lokasi dengan indeks complementarity tertinggi yaitu energi surya di 8.96° LS dan 117.17° BT, energi gelombang di 9.068° LS dan 117.231° BT, serta energi angin di 9.06° LS dan 116.86° BT. Analisis klaster terhadap kombinasi ini menunjukkan kombinasi energi gelombang di 9.068° LS dan 117.231° BT dan surya di 8.96° LS dan 117.17° BT yang diintegrasikan dengan sistem penyimpanan energi sebagai kombinasi sistem yang diajukan untuk menggantikan PLTD di Lunyuk.