Benzena, Toluena, dan o,m,p-Ksilena (BTX) merupakan bahan baku industri petrokimia
berbasis aromatik dengan tingkat permintaan tinggi. Di Indonesia, permintaan akan
BTX belum dapat dipenuhi dari dalam negeri sehingga Indonesia harus mengimpor
BTX. Selain itu, produksi BTX yang konvensional masih berbasiskan minyak bumi.
Sehingga perlu dikembangkan produksi BTX dengan bahan baku dari sumber
terbarukan. Minyak non-pangan kemiri sunan berpotensi menjadi bahan baku karena
kandungan minyak dalam biji yang tinggi dengan kandungan asam lemak penyusun
trigliserida unik yaitu asam ?-eleostearat. Melalui perengkahan katalitik, dapat
diperoleh BTX. Katalis yang memiliki unjuk kerja terbaik dalam perengkahan katalitik
minyak nabati adalah HZSM-5. Namun, trigliserida dapat mengalami hambatan
difusional dalam pori katalis, maka perlu dilakukan modifikasi hierarki.
HZSM-5 hierarki disintesis dengan desilikasi menggunakan NH4OH dan dealuminasi
dengan kukus. Katalis yang menunjukkan performa terbaik akan dikarakterisasi dengan
metode XRD, adsorpsi isotermal N2, dan TPD. Unjuk kerja katalis dievaluasi pada
reaktor unggun tetap dengan WHSV 2,5 jam-1, temperatur 5000C, katalis per tempuhan
2,5 g, dan tekanan atmosferik. Analisis angka penyabunan digunakan untuk perhitungan
konversi, gravimetri untuk menghitung massa kokas terdeposit dikatalis, dan GC DHA
untuk komposisi produk cair.
Katalis dengan rasio Si/Al yang lebih rendah akan meningkatkan perolehan aromatik
tetapi memiliki stabilitas yang lebih rendah. Sebaliknya, katalis dengan rasio Si/Al lebih
tinggi akan meningkatkan stabilitas katalis tetapi perolehan aromatik lebih rendah.
Dengan modifikasi hierarki didapatkan aktivitas dan stabilitas katalis akan meningkat,
tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap selektivitas BTX. Sehingga, katalis HZSM-
5 hierarki dengan Si/Al 25 (H-25) menjadi katalis yang menunjukkan performa terbaik
dengan konversi 100% pada TOS jam ke-2 dan sedikit turun mnejadi 96% pada TOS
jam ke-3, perolehan BTX sebesar 40,78%-umpan, perolehan produk cair 60%-umpan,
dan produk gas hanya 33%-umpan.
Perpustakaan Digital ITB