Kendaraan bermotor (beroda dua atau lebih) merupakan alat transportasi yang
mengalami peningkatan jumlah kepemilikan tiap tahunnya. Namun, secara tidak
langsung angka kecelakaan kendaraan bermotor (roda dua atau lebih) mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Dampak kecelakaan di jalan raya menimbulkan
kerugian korban jiwa dan materi. Salah satu faktor utama yang menyebabkan
kecelakaan adalah faktor manusia. Kantuk atau kelelahan berperan penting
terhadap kesalahan manusia saat mengemudi.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan efektifitas pemberian aroma stimulan
dalam menjaga tingkat kewaspadaan pengemudi. Pepermin, basil, dan rosemary
merupakan aroma stimulan yang dapat mempengaruhi tingkat kewaspadaan.
Meskipun penelitian pengaruh paparan aroma terhadap kewaspadaan pengemudi
telah dilakukan, efek adaptasi akibat paparan aroma belum banyak dilakukan.
Penelitian ini ingin mengetahui preferensi aroma stimulant dan juga pengaruh
aroma stimulan terhadap menjaga kewaspadaan pengemudi.
Studi preferensi dilakukan pada 100 orang partisipan, 75 laki-laki (Usia, rata-rata:
21,28 ; standar deviasi: 3,68) dan 25 perempuan (usia, rata-rata: 21,44; standar
deviasi: 3,78). Aroma stimulan yang digunakan adalah pepermin, basil, dan
rosemary. Tingkat preferensi diukur dengan visual analogue scale (VAS)
berdasarkan rating ‘suka’ dan ‘ingin’. Hasilnya menunjukkan pepermin menjadi
preferensi aroma stimulan dibandingkan basil dan rosemary. Studi ini juga
menghasilkan temuan terkait tidak adanya pengaruh perbedaan jenis kelamin dan
asal suku terhadap preferensi aroma.
Selanjutnya, penelitian eksperimen intervensi pepermin dilakukan pada simulator
mengemudi dengan partisipan 12 orang laki-laki (usia rata-rata: 23 tahun, standar
deviasi: 2.2). Eksperimen simulasi mengemudi dengan tiga kondisi : tanpa aroma,
pemberian aroma saat simulasi dan pembiasaan aroma(dua hari dipaparkan aroma
dan saat simulasi). Hasilnya menunjukkan kondisi paparan jangka pendek dan
jangka panjang memberikan tingkat kewaspadaan yang lebih baik.