Indonesia sebagai negara maritim dapat memperoleh keuntungan dari kemajuan
sains dan teknologi bawah air. Salah satu bidang yang berkaitan dengan teknologi
bawah air adalah kendaraan bawah air. Dalam beberapa tahun terakhir, sebagian
besar pengembangan kendaraan bawah air lebih melibatkan kendaraan yang
berukuran lebih kecil dengan kemampuan tanpa awak daripada kendaraan
berawak. Kendaraan bawah air tersebut bergerak dalam air dengan memberikan
gaya dorong dalam arah geraknya. Penghasil gaya dorong pada kendaraan bawah
air umumnya adalah pendorong dengan baling-baling. Baling-baling telah lama
diketahui sebagai penghasil gaya dorong yang tinggi dengan tingkat efisiensi yang
cukup tinggi untuk kecepatan tinggi. Namun, beberapa peneliti an mengemukakan
bahwa baling-baling bukan sistem propulsi yang efisien untuk kendaraan bawah
air berukuran kecil pada kecepatan rendah. Salah satu metode yang
memungkinkan penyelesaian dari kekurangan tersebut adalah pendekatan
biomimetik dengan meniru mekanisme pendorong alami dari binatang yang hidup
dalam air seperti sirip ikan. Asumsi dasar dari pendekatan biomimetik ini adalah
mekanisme pendorong alami telah berevolusi selama lebih dari setengah milyar
tahun sehingga menghasilkan mekanisme pendorong yang efektif dan efisien untuk
beradaptasi dengan perubahan lingkungannya. Karakteristik efisiensi dan
efektivitas yang tinggi pada mekanisme pendorong alami dapat disederhanakan
dan kemudian diaplikasikan pada kendaraan bawah air untuk meningkatkan
performa efisiensinya. Oleh karena itu, tujuan utama dari penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi karakteristik dari sirip biomimetik bawah air yang memiliki
efisiensi yang tinggi pada kecepatan rendah.
Penelitian ini berpusat pada kegiatan uji coba di fasilitas terowongan air untuk
skema pengembangan performa efisiensi pada sirip biomimetik bawah air. Sirip
biomimetik bawah air yang dikembangkan terdiri dari sirip kaku satu-sambungan,
sirip fleksibel satu-sambungan, dan sirip dua-sambungan. Kegiatan uji coba yang
dilakukan dengan menggunakan sirip satu-sambungan memasukan faktor eksternal
seperti frekuensi dan simpangan dari sirip dan faktor internal seperti bentuk dan
fleksibilitas sirip. Fleksibilitas sirip dibagi menjadi dua jenis yaitu sirip dengan
material yang fleksibel dan sirip tangkup. Evaluasi performa sirip dilakukan pada
performa statis, seperti nilai rata-rata gaya total dan thrust to power ratio (TPR),
dan performa dinamis yaitu perkiraan kecepatan jelajah. Hasil uji coba
iii
menunjukkan bahwa sirip fleksibel meningkatkan performa efisiensi dan gaya
dorong daripada fin yang kaku. Pada sirip fleksibel terdapat konfigurasi
fleksibilitas yang optimal yang dapat menghasilkan performa statis dan dinamis
yang maksimum. Defleksi sirip merupakan kunci dari peningkatan performa sirip
fleksibel dimana defleksi sirip mengarahkan lebih banyak gaya dalam arah gaya
dorong, sehingga merupakan mekanisme pengarah gaya dorong. Gabungan dari
karakteristik fleksibilitas dari sirip dengan material fleksibel dan sirip tangkup
dapat memaksimalkan semua performa pada sirip dengan satu penghubung.
Sirip dua-sambungan merupakan bentuk akhir dari skema peningkatan performa
pada kajian ini. Sirip ini merujuk pada lift-based fin yang pada dasarnya adalah
sirip berbentuk seperti sayap yang diarahkan dengan konfigurasi tidak simetris
terhadap aliran. Orientasi tidak simetris tersebut menghasilkan perbedaan tekanan
antara permukaan depan dan belakang dari sirip untuk menghasilkan gaya angkat
dalam arah gaya dorong. Sirip mengurangi torsi dengan memasukkan bentuk
pemegang sirip ikan. Evaluasi performa dari hasil uji coba menunjukkan
peningkatan yang signifikan baik pada performa statis maupun dinamis. Nilai
maksimum rata-rata gaya total pada sirip dua-sambungan kira-kira tujuh kali lebih
tinggi dibandingkan dengan sirip kaku dan kira-kira tiga kali lebih tinggi
dibandingkan dengan sirip fleksibel. Performa statis lainnya yaitu nilai TPR
maksimum dari sirip dua-sambungan kira-kira sepuluh kali lebih tinggi
dibandingkan sirip kaku dan kira-kira tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan
sirip fleksibel pada frekuensi sirip yang tinggi. Performa dinamis untuk perkiraan
kecepatan jelajah dari sirip dua-sambungan mencapai dua kali lebih tinggi
dibandingkan dengan sirip kaku dan satu setengah kali lebih tinggi dibandingkan
dengan sirip fleksibel. Sirip dua-sambungan merupakan alternatif yang
menjanjikan untuk pendorong bawah air dengan efisiensi yang tinggi pada wilayah
aliran kecepatan rendah.