digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sinar ultraviolet A (UVA) dan tekanan oksigen yang tinggi di permukaan kulit dapat memicu pembentukan radikal superoksida. Radikal superoksida menyebabkan kerusakan kulit pada lapisan epidermis yang ditandai dengan munculnya eritema. Superoksida dismutase (SOD) Citrus limon L. rekombinan secara spesifik mampu menetralkan radikal superoksida menjadi senyawa yang lebih tidak toksik yaitu hidrogen peroksida. Oleh karena itu, SOD C. limon dapat menjadi kandidat yang kuat sebagai agen antieritema akibat paparan sinar UVA. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh pemberian sediaan krim SOD C. limon rekombinan dalam menghambat terbentuknya eritema pada kulit marmut (Cavia porcellus) albino jantan yang diinduksi siprofloksasin dan sinar UVA. SOD C. limon rekombinan diperoleh dari hasil overproduksi pada bakteri Escherichia coli BL21(DE3). Berdasarkan hasil uji aktivitas spesifik, SOD C. limon rekombinan yang diperoleh memiliki unit aktivitas sebesar 4611,806 IU/mg. Uji efek antieritema SOD dilakukan dengan cara mengaplikasikan krim mengandung SOD berkekuatan 4000 dan 1000 IU pada kulit punggung marmut albino jantan 15 menit sebelum induksi eritema. Pemberian siprofloksasin 25 mg/kg BB secara intraperitoneal juga dilakukan 30 menit sebelum induksi eritema sebagai pemicu fotosensitivitas. Pemaparan sinar UVA (?= 365 nm) pada kulit punggung marmut albino jantan untuk menginduksi eritema dilakukan selama 110 menit. Evaluasi hasil uji dilakukan dengan cara skoring tingkat eritema (0 untuk tidak terjadinya eritema, 1 untuk kemerahan yang tipis tanpa batas yang jelas, 2 untuk eritema dengan batas yang jelas, 3 untuk warna kemerahan yang terang dengan edema ringan dan 4 untuk kemerahan yang terang dengan edema yang parah) melalui pengamatan visual. Skoring eritema dilakukan pada menit ke-0, 30, 60, 90, 120, 180 dan 240 serta pada hari pertama dan kedua setelah induksi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kelompok uji krim SOD 4000 IU memiliki rataan skor eritema yang berbeda bermakna dibanding kelompok kontrol positif dan basis krim sesaat setelah induksi eritema selesai dilakukan (p<0,05). Sementara itu, kelompok uji krim SOD 1000 IU memiliki skor eritema yang berbeda bermakna terhadap kontrol positif pada menit ke-240 setelah induksi eritema (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa krim yang mengandung enzim SOD C. limon rekombinan berkekuatan 4000 IU dan 1000 IU dapat menghambat terbentuknya eritema pada kulit marmut albino jantan yang diinduksi siprofloksasin dan sinar UVA. Pada keadaan klinis, krim yang mengandung SOD C. limon rekombinan memiliki potensi untuk digunakan sebagai protektan terhadap sinar UVA.