Bambu merupakan tumbuhan yang keberadaannya memiliki berbagai nilai manfaat,
seperti nilai guna, nilai lingkungan, nilai estetika, serta nilai budaya. Nilai-nilai manfaat
bambu tersebut dapat dijadikan daya tarik wisata. Keberadaan wisata bambu di
Surabaya, Lumajang, Temanggung, Bali, Cina, dan Jepang diketahui telah
berkontribusi dalam wisata yang berkelanjutan. Desa Wisata Cibuntu (DWC)
merupakan desa wisata unggulan yang memiliki potensi daya tarik wisata bambu yang
menarik untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi
daya tarik wisata bambu, menganalisis permintaan wisata bambu; menyusun strategi
pengembangan, dan merancang wisata bambu yang berkelanjutan. Metode penelitian
yang digunakan ialah analisis deskriptif mengenai potensi daya tarik wisata, analisis
fungsi permintaan wisata; analisis IE-SWOT-QSPM untuk merancang Business Model
Canvas dan konsep wisata bambu yang berkelanjutan. Hasil pebelitian menunjukkan
potensi daya tarik wisata bambu DWC yang dapat dikembangkan ialah hutan bambu,
studio kerajinan dan kesenian Pojok Awi, dan olahan kuliner rebung. Nilai koefisien
biaya perjalanan pada fungsi permintaan bernilai postif berarti jika biaya perjalanan ke
Wisata Bambu DWC meningkat akan mengakibatkan meningkatnya jumlah
permintaan. Hasil analasisis IE-SWOT-QSPM menunjukkan bahwa perencanaan
strategi yang tepat ialah merancang penataan kawasan dan aktifitas wisata, memperluas
lahan kawasan, menambah ragam jenis bambu, menyusun pengelolaan yang
berkelanjutan, meingkatkan fasilitas penunjang, dan mengemas aktifitas wisata melalui
paket wisata. Terdapat tiga paket wisata yang ditawarkan yaitu paket wisata rekreasi,
paket wisata edukasi, dan paket wisata budaya.