digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bambu merupakan tumbuhan yang keberadaannya memiliki berbagai nilai manfaat, seperti nilai guna, nilai lingkungan, nilai estetika, serta nilai budaya. Nilai-nilai manfaat bambu tersebut dapat dijadikan daya tarik wisata. Keberadaan wisata bambu di Surabaya, Lumajang, Temanggung, Bali, Cina, dan Jepang diketahui telah berkontribusi dalam wisata yang berkelanjutan. Desa Wisata Cibuntu (DWC) merupakan desa wisata unggulan yang memiliki potensi daya tarik wisata bambu yang menarik untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi daya tarik wisata bambu, menganalisis permintaan wisata bambu; menyusun strategi pengembangan, dan merancang wisata bambu yang berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan ialah analisis deskriptif mengenai potensi daya tarik wisata, analisis fungsi permintaan wisata; analisis IE-SWOT-QSPM untuk merancang Business Model Canvas dan konsep wisata bambu yang berkelanjutan. Hasil pebelitian menunjukkan potensi daya tarik wisata bambu DWC yang dapat dikembangkan ialah hutan bambu, studio kerajinan dan kesenian Pojok Awi, dan olahan kuliner rebung. Nilai koefisien biaya perjalanan pada fungsi permintaan bernilai postif berarti jika biaya perjalanan ke Wisata Bambu DWC meningkat akan mengakibatkan meningkatnya jumlah permintaan. Hasil analasisis IE-SWOT-QSPM menunjukkan bahwa perencanaan strategi yang tepat ialah merancang penataan kawasan dan aktifitas wisata, memperluas lahan kawasan, menambah ragam jenis bambu, menyusun pengelolaan yang berkelanjutan, meingkatkan fasilitas penunjang, dan mengemas aktifitas wisata melalui paket wisata. Terdapat tiga paket wisata yang ditawarkan yaitu paket wisata rekreasi, paket wisata edukasi, dan paket wisata budaya.