Dewasa ini pertumbuhan populasi sebanding dengan meningkatnya permintaan akan
kebutuhan pangan sementara kondisi lahan pertanian saat ini terus mengalami penyusutan.
Pertanian presisi menjadi sebuah solusi bagi isu tersebut dimana pemanfaatan internet of
things (IoT) di bidang pertanian menjadi salah satu cara untuk mengatasi masalah
inefisiensi produksi pertanian. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk
implementasi platform IoT di bidang pertanian, mengidentifikasi pengaruh adopsi platform
IoT terhadap komponen pertanian, dan mengidentifikasi langkah perubahan yang perlu
diciptakan oleh platform IoT dalam kontribusinya untuk menciptakan aspek pertanian
presisi. Penelitian ini menggunakan pendekatan Mutilplecase Study bersifat kualitatif yang
berjenis eksploratif. Data diambil dengan wawancara mendalam dan observasi lapangan
melalui Purposive Sampling. Lokasi penelitian dilakukan di empat startup IoT yang
bertempat di Kota Bandung dan Yogyakarta serta mitra petani pengguna platform IoT yang
bertempat di Cisarua, Kabupaten Bandung Barat; Ngantang, Kabupaten Malang;
Pondokbali, Kabupaten Subang; Losarang, Kabupaten Indramayu; dan Grabag, Kabupaten
Purworejo. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan pendekatan analisis
konten, teori jejaring aktor, dan teori perubahan (ToC). Implementasi platform IoT yang
terasa kebermanfaatannya bagi petani saat ini yaitu efisiensi pemberian pakan; monitoring
kualitas air; efisiensi penyiraman tanaman; serta monitoring cuaca dan tanah dengan
kategori komoditas ikan air tawar, udang, hortikultura, dan tanaman pangan. Adapun secara
sosioteknogram, adopsi platform IoT menjadikan komponen pertanian bertambah
sekaligus yang menjadikan hubungan antara komponen pertanian semakin optimal.
Berdasarkan teori perubahan menggunakan pendekatan bottom-up, menemukan bahwa
langkah-langkah perubahan yang dapat diambil dikategorikan menjadi aspek kesadaran
dan keterampilan teknologi IoT, aspek kesejahteraan petani, aspek lingkungan, dan aspek
teknologi.