Teks tersebut membahas implementasi digitalisasi pertanian melalui platform IoT (Internet of Things) dengan studi kasus pada empat startup di Indonesia: eFishery, Jala, MSMB, dan Biops.
Berikut poin-poin penting dari ringkasan tersebut:
* **Pengantar:** Bab ini membahas hasil penelitian tentang implementasi digitalisasi pertanian melalui platform IoT, mencakup studi pendahuluan, implementasi, identifikasi Actor Network Theory (ANT), dan Theory of Change (ToC).
* **eFishery:** Startup ini menyediakan solusi IoT untuk budidaya ikan air tawar dan udang, fokus pada pemberian pakan otomatis (automatic feeder). Teknologi ini menggunakan aplikasi Android dan dashboard website untuk mengontrol jumlah dan waktu pemberian pakan. eFishery bertujuan merevolusi akuakultur modern melalui teknologi, mengatasi masalah seperti pemberian pakan yang tidak efisien, penyakit, dan akses pasar. Model bisnis eFishery mencakup penjualan dan sewa alat, dengan jangkauan di 16 provinsi dan 67 kota/kabupaten.
* **Jala:** Startup ini mengembangkan platform IoT untuk memonitor kualitas air tambak udang. Jala menyediakan perangkat sensor kualitas air yang dapat diakses melalui dashboard website. Fokusnya adalah pengelolaan data untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembudidaya dalam pengambilan keputusan. Jala memiliki visi menjadi perusahaan penyedia layanan data dan telah melalui tahap seed stage. Model bisnis Jala beralih dari penjualan alat menjadi langganan (subscription) untuk mendapatkan alat dan software.
* **MSMB:** Perusahaan ini mengembangkan perangkat IoT pertanian dari unit bisnis RITX, seperti soil and weather sensor yang dipasang di lahan petani. Sensor ini membaca kondisi tanah dan cuaca, didukung oleh drone untuk pemetaan kesuburan tanah dan penyemprotan. Data diproses di cloud menggunakan teknologi AI dan ditampilkan melalui aplikasi smartphone bernama RITX Bertani. MSMB menawarkan solusi terintegrasi (integrated smart farming ecosystem) dan berfokus pada peningkatan efisiensi kegiatan pertanian.
* **Biops:** Startup ini mengembangkan teknologi IoT bernama Encomotion untuk mengatur debit air dan sensor cuaca/tanah. Teknologi ini dapat diakses melalui aplikasi Android dan memberikan data lingkungan secara realtime. Biops fokus pada masalah air, hama, dan pupuk. Model bisnis Biops mencakup beli putus, sewa, dan bagi hasil.
* **Actor Network Theory (ANT):** Analisis ANT dilakukan untuk memahami pengaruh adopsi platform IoT terhadap komponen pertanian, khususnya pada budidaya akuakultur (Jala dan eFishery) dan lahan pertanian (Biops dan MSMB). Platform IoT membantu petani untuk lebih memperhatikan indikator kualitas air (pada akuakultur) dan memantau pemberian air secara otomatis (pada lahan pertanian).
* **Theory of Change (ToC):** ToC digunakan untuk mengidentifikasi langkah-langkah dan intervensi yang diperlukan untuk mencapai dampak yang diharapkan dari adopsi platform IoT pada pertanian. Langkah-langkah ini mencakup peningkatan kesadaran dan keterampilan teknologi IoT, peningkatan kesejahteraan petani, pengembangan teknologi platform IoT, dan menciptakan lingkungan pertanian yang sehat.
* **Tantangan & Rekomendasi:** Teks ini juga menyoroti berbagai masalah yang dihadapi oleh startup IoT pertanian, permintaan dari mitra petani, solusi yang sudah ada, dan rekomendasi untuk pengembangan platform IoT di masa depan. Startup sepakat bahwa peningkatan kesejahteraan petani adalah yang utama.
* **Kesimpulan:** Secara keseluruhan, teks ini memberikan gambaran komprehensif tentang implementasi digitalisasi pertanian melalui platform IoT di Indonesia, dengan studi kasus pada empat startup. Platform IoT dapat membantu petani untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kesejahteraan mereka.