digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Reiza Mauladi
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

COVER Reiza Mauladi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Reiza Mauladi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Reiza Mauladi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Reiza Mauladi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Reiza Mauladi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Reiza Mauladi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Reiza Mauladi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Biosurfaktan merupakan salah satu bioproduk yang dapat digunakan dalam teknologi MEOR. Metode tersebut perlu diuji di laboratorium sebelum diaplikasikan di lapangan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkarakterisasi jenis biosurfaktan yang dihasilkan Bacillus sp. F7, mengevaluasi potensi biosurfaktan Bacillus sp. F7 dalam MEOR, serta simulasi menggunakan Bacillus sp. F7 dan biosurfaktan yang dihasilkannya menggunakan sand-pack column. Bacillus sp. F7 diketahui mampu menghasilkan ekstrak biosurfaktan hingga 0,5 g/L. Dalam penelitian ini, dilakukan karakterisasi ekstrak biosurfaktan Bacillus sp. F7 yang meliputi analisis struktur, uji muatan, dan aktivitas antimikroba terhadap Sulfate Reducing Bacteria (SRB). Struktur biosurfaktan dianalisis menggunakan Fourier Transform Infra-Red (FT-IR) dan Hydrogen Nuclear Magnetic Resonance (H-NMR). Muatan biosurfaktan ditentukan menggunakan metode agar diffusion. Aktivitas antimikroba diuji dengan mengkultivasi Desulfovibrio indonesiensis dalam medium yang mengandung tiga variasi konsentrasi biosurfaktan. Potensi biosurfaktan Bacillus sp. F7 dalam MEOR ditentukan melalui aktivitas emulsi, penurunan tegangan antar-muka, pengubahan wettability batuan reservoir serta simulasi sand-pack column. Berdasarkan spektrum FT-IR, ekstrak biosurfaktan Bacillus sp. F7 mengandung gugus alkil, karboksilat, karbonil dan amida serta memiliki ikatan hidrogen sehingga termasuk dalam kelompok lipopeptida. Hasil tersebut didukung oleh hasil H-NMR yang menunjukkan keberadaan senyawa yang mengandung rantai alkana dan gugus amina. Biosurfaktan bersifat nonionik. Aktivitas antimikroba biosurfaktan meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi. Aktivitas emulsi dari biosurfaktan mencapai 56,31%. Ekstrak biosurfaktan dapat menurunkan tegangan antar-muka hingga 26,3% dengan konsentrasi 570 ppm. Hasil tersebut lebih rendah dari surfaktan nonionik Triton X-100 yang menurunkan tegangan antar-muka hingga 42,82% dengan konsentrasi 160 ppm. Ekstrak biosurfaktan dapat mengubah wettabilitas batuan sandstone dan karbonat dari intermediate wet menjadi lebih water-wet. Simulasi menggunakan sand-pack column menunjukkan adanya peningkatan produksi minyak bumi dengan perlakuan ekstrak biosurfaktan Bacillus sp. F7, bakteri Bacillus sp. F7, Triton X-100 dan brine berturut-turut yaitu 17,3%; 16,4%; 12,3%; dan 0,25%. Hasil ini menunjukkan bahwa bakteri Bacillus sp. F7 dan biosurfaktan yang dihasilkannya berpotensi untuk diaplikasikan pada teknologi MEOR.