digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Amalia Yunita Halim
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Amalia Yunita Halim
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Amalia Yunita Halim
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Amalia Yunita Halim
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Amalia Yunita Halim
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Amalia Yunita Halim
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Amalia Yunita Halim
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Microbial enhanced oil recovery (MEOR) merupakan teknologi recovery tersier (tertiery recovery) yang telah terbukti efisien dan murah untuk mengatasi masalah produksi minyak yang semakin menurun. Tim MEOR dari Laboratorium Mikrobiologi SITH-ITB memiliki banyak koleksi kultur bakteri hidrokarbonoklastik dari hasil penelitian MEOR dan bioremediasi. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kemampuan beberapa koleksi kultur bakteri hidrokarbonoklastik yang sudah diketahui potensinya sebagai bakteri indigen dalam MEOR untuk diaplikasikan sebagai bakteri non-indigen. Pada penelitian ini digunakan lima koleksi kultur bakteri hasil isolasi dari Ladang Handil (Flavimonas oryzihabitans, Amphibacillus xylanus, Bacillus polymyxa, Bacillus macerans, Clostridium butyricum) serta kultur campuran dari kelima spesies bakteri tersebut untuk diaplikasikan pada minyak bumi dari reservoar Jatibarang. Tahap pertama dari penelitian ini adalah subkultur dan pengamatan morfologi untuk mengecek kemurnian isolat bakteri yang digunakan. Setelah itu aktivasi bakteri untuk mengurangi fase lag dari pertumbuhan bakteri. Kelima spesies bakteri diaktivasi dan diadaptasikan dalam medium SMSSe + 2% minyak mentah (crude oil) dengan peningkatan suhu secara bertahap (40ºC, 45ºC, 50ºC, 55ºC, 60ºC, 65ºC, 70ºC, 75ºC, 80ºC, 85ºC, 90ºC). Selanjutnya kelima spesies bakteri tersebut diaktivasi dan diadaptasikan pada medium recovery dengan peningkatan konsentrasi minyak secara bertahap (2%, 5%, 10%, 15%, 20%). Pembuatan kurva tumbuh dilakukan setelah tahap aktivasi dan adaptasi untuk menentukan umur inokulum terbaik. Setelah itu, minyak mentah dari Jatibarang dalam medium recovery diinjeksikan dengan inokulum bakteri dan diinkubasi selama tujuh hari. Pengujian perubahan karakter fisik (viskositas, densitas, tegangan antar muka, dan produksi gas) dan komposisi minyak dilakukan setelah masa inkubasi. Hasil kurva tumbuh menunjukkan bahwa F.oryzihabitans memiliki ? maks 0,0183 j-1 pada jam ke-12, A. xylanus memiliki ? maks 0,0121 j-1 pada jam ke 18, B. polymyxa memiliki ? maks 0,0204 j-1 pada jam ke 18, B. macerans memiliki ? maks 0,0186 j-1 pada jam ke 18, C. butyricum memiliki ? maks 0,0183 j-1 pada jam ke 12. Setelah masa inkubasi, terjadi perubahan karakter fisik dan komposisi minyak. Terjadi penurunan densitas yang bervariasi dari 0,007 sampai 0,112 g/mL (penurunan densitas tertinggi oleh F. oryzihabitants). Penurunan tegangan antar muka bervariasi dari 0,54 sampai 4,18 dyne/cm (penurunan tertinggi oleh C. butyricum). Produksi gas bervariasi dari 0,70 sampai 1,05% (produksi gas tertinggi oleh B. polymixa). Perubahan komposisi minyak dengan metode Gas Chromatography (GC) menunjukkan bahwa telah terjadi degradasi minyak oleh bakteri. Rata-rata kelima spesies bakteri dan kultur campuran bakteri mampu mendegradasi minyak pada nalkana rantai pendek dan rantai sedang (C3-C18) sedangkan degradasi pada n-alkana rantai panjangnya berbeda. Degradasi rantai panjang oleh F. oryzihabitans terjadi pada rantai C22, oleh A. xylanus pada rantai C22-23, dan C25-C27, oleh B. polymyxa pada rantai C22 dan C27, oleh B. macerans pada rantai C28, oleh C. butyricum pada rantai C26-C27, oleh kultur campuran bakteri pada rantai C28-C29. Hasil ini menunjukkan bahwa kelima spesies bakteri dari Ladang Handil berpotensi untuk diapplikasikan sebagai bakteri non-indigen pada reservoar Jatibarang dalam skala laboratorium. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pertumbuhan bakteri dalam skala yang lebih besar (bioreaktor) dan komposisi kultur campuran yang lebih baik untuk applikasi di lapangan.