digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Virus Zika merupakan virus ssRNA(+) beramplop yang termasuk ke dalam famili Flaviridae. Kekerabatan virus Zika dengan anggota famili Flaviridae lainnya, seperti Dengue Virus dan Yellow Fever Virus, sering mengakibatkan pasien yang terinfeksi virus tersebut mengalami misdiagnosis dan berefek pada kesalahan prognosis dan pengobatan setelahnya. Oleh karena itu, diperlukan tes diagnostik yang memiliki spesifisitas yang tinggi untuk dapat membedakan virus Zika dengan Flavivirus yang lain. Penelitian sebelumnya telah mengembangkan kandidat multi epitop dari virus Zika yang diduga dapat meningkatan spesifisitas dari tes diagnostik terhadap virus tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya, digunakan residu asam amino pada domain I dan II dari protein envelope (E) virus Zika. Namun, protein multi epitop yang dihasilkan dalam penelitian tersebut, yaitu dinamakan ZIKA+L18, masih memiliki kelarutan yang rendah, sehingga sulit dipurifikasi dan diproses lebih lanjut. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, kami ingin meningkatkan kelarutan protein multi epitop virus Zika dengan menggunakan osmolit berupa sukrosa dan sorbitol. Penelitian dibagi menjadi dua tahapan utama, yaitu tahapan konfirmasi ekspresi protein rekombinan dan tahapan optimasi penggunaan osmolit dalam ekspresi protein multi epitop. Konfirmasi dilakukan dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan metode SDS-PAGE untuk menganalisis ekspresi protein rekombinan. Sedangkan pada tahap optimasi digunakan dua osmolit, yaitu sorbitol dan sukrosa. Kultur bakteri rekombinan ditambahkan osmolit dan diinkubasi selama 30 menit. Kultur yang telah diinkubasi tersebut, kemudian diinduksi menggunakan 0,01 mM IPTG pada suhu 20 °C selama 20 jam. Konsentrasi sorbitol yang digunakan adalah 0,1;0,3;0,5; dan 0,7 M, sedangkan konsentrasi sukrosa yang digunakan adalah 0,1;0,2;0,3; dan 0,4 M. Kultur sel berisi protein ZIKA+L18 kemudian dipecahkan menggunakan sonikasi dan dipisahkan antara fraksi terlarut dan tidak terlarut untuk kemudian dilakukan analisis protein menggunakan metode SDS-PAGE. Hasil SDS-PAGE kemudian dikuantifikasi menggunakan aplikasi ImageJ. Kelarutan protein pada kelompok perlakuan, kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol, yaitu kultur bakteri rekombinan yang diinduksi dengan IPTG, tapi tidak diberi osmolit. Hasil konfirmasi dengan metode PCR menunjukkan gen yang diduga mengkode protein ZIKA+L18 berukuran berukuran sekitar 883 bp berhasil diamplifikasi. Hasil SDSPAGE konfirmasi dan perlakuan menunjukkan bahwa protein yang diduga mengandung protein multi epitop virus Zika berukuran lebih dari 25 kDa dari yang seharusnya, yaitu 24 kDa. Hasil analisis protein pada tahap optimasi menunjukkan bahwa, dalam semua konsentrasi uji, sorbitol dapat meningkatkan kelarutan protein rekombinan secara signifikan. Kelarutan tertinggi didapatkan pada sorbitol dengan konsentrasi 0,5 M. Sedangkan pada optimasi menggunakan sukrosa, tidak ditemukan pita protein ZIKA+L18. Dari hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sorbitol dapat meningkatkan kelarutan protein, sedangkan pengaruh sukrosa terhadap kelarutan protein rekombinan tidak dapat ditentukan.