digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ticagrelor (TICA) adalah obat antiplatelet poten yang direkomendasikan untuk terapi standar Non ST Elevation-Acute Coronary Syndrome (NSTE-ACS), namun performa biofarmasinya terbatas oleh rendahnya kelarutan dalam air dan permeabilitas. Penelitian terbaru mengenai kokristalisasi TICA dengan koformer 3,4-DHBA hanya melaporkan penemuan struktur kokristal baru, tanpa meneliti pengaruh kokristalisasi terhadap kelarutan dan disolusi. Berdasarkan potensi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk melakukan skrining kristal multikomponen antara TICA dengan enam isomer asam dihidroksibenzoat (DHBA): 2,3-DHBA; 2,4-DHBA; 2,5-DHBA; 2,6-DHBA; 3,4-DHBA; dan 3,5-DHBA, melalui metode Liquid Assisted Grinding (LAG). Powder X-ray Diffraction (PXRD) digunakan sebagai alat skrining untuk mendeteksi pembentukan kristal multikomponen. Hasil PXRD menunjukkan pembentukan empat kristal multikomponen yang memiliki kecenderungan membentuk kokristal pada TICA–2,3 DHBA, TICA–2,4 DHBA, TICA–2,5 DHBA, dan TICA–3,4 DHBA. Kokristal yang terbentuk dikarakterisasi menggunakan Thermogravimetric-Differential Thermal Analysis (TG-DTA) dan Fourier-Transform Infrared Spectroscopy (FT-IR) untuk menentukan profil termal dan interaksi intermolekuler. Analisis TG-DTA dan FT-IR mengonfirmasi adanya pembentukan fase kristal baru pada kokristal. Uji kelarutan pada 24 jam menunjukkan peningkatan signifikan pada semua kokristal dibandingkan dengan TICA tunggal (p-value <0,05), kecuali pada TICA–2,5 DHBA. Peningkatan laju disolusi dihasilkan oleh kokristal TICA-3,4 DHBA sebesar 1,77 kali (Q 78.36 ± 5.58%) dan TICA-2,5 DHBA sebesar 1,12 kali (Q 49,44 ± 12,68%). Namun, kokristal TICA-2,3 DHBA dan TICA-2,4 DHBA justru menghasilkan penurunan disolusi. Penelitian ini memberikan solusi potensial untuk tantangan kelarutan dan disolusi TICA. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai stabilitas kokristal, sifat tabletabilitas, higroskopistas, dan kompatibilitas kokristal dalam formulasi.