Ticagrelor (TICA) adalah obat antiplatelet poten yang direkomendasikan untuk terapi standar Non ST
Elevation-Acute Coronary Syndrome (NSTE-ACS), namun performa biofarmasinya terbatas oleh
rendahnya kelarutan dalam air dan permeabilitas. Penelitian terbaru mengenai kokristalisasi TICA
dengan koformer 3,4-DHBA hanya melaporkan penemuan struktur kokristal baru, tanpa meneliti
pengaruh kokristalisasi terhadap kelarutan dan disolusi. Berdasarkan potensi tersebut, penelitian ini
bertujuan untuk melakukan skrining kristal multikomponen antara TICA dengan enam isomer asam
dihidroksibenzoat (DHBA): 2,3-DHBA; 2,4-DHBA; 2,5-DHBA; 2,6-DHBA; 3,4-DHBA; dan 3,5-DHBA,
melalui metode Liquid Assisted Grinding (LAG). Powder X-ray Diffraction (PXRD) digunakan sebagai
alat skrining untuk mendeteksi pembentukan kristal multikomponen. Hasil PXRD menunjukkan
pembentukan empat kristal multikomponen yang memiliki kecenderungan membentuk kokristal
pada TICA–2,3 DHBA, TICA–2,4 DHBA, TICA–2,5 DHBA, dan TICA–3,4 DHBA. Kokristal yang terbentuk
dikarakterisasi menggunakan Thermogravimetric-Differential Thermal Analysis (TG-DTA) dan
Fourier-Transform Infrared Spectroscopy (FT-IR) untuk menentukan profil termal dan interaksi
intermolekuler. Analisis TG-DTA dan FT-IR mengonfirmasi adanya pembentukan fase kristal baru pada
kokristal. Uji kelarutan pada 24 jam menunjukkan peningkatan signifikan pada semua kokristal
dibandingkan dengan TICA tunggal (p-value <0,05), kecuali pada TICA–2,5 DHBA. Peningkatan laju
disolusi dihasilkan oleh kokristal TICA-3,4 DHBA sebesar 1,77 kali (Q 78.36 ± 5.58%) dan TICA-2,5
DHBA sebesar 1,12 kali (Q 49,44 ± 12,68%). Namun, kokristal TICA-2,3 DHBA dan TICA-2,4 DHBA
justru menghasilkan penurunan disolusi. Penelitian ini memberikan solusi potensial untuk tantangan
kelarutan dan disolusi TICA. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai stabilitas
kokristal, sifat tabletabilitas, higroskopistas, dan kompatibilitas kokristal dalam formulasi.
Perpustakaan Digital ITB