Menteri BUMN, Rini Soemarno, menyatakan bahwa orang-orang dengan latar belakang
militer / polisi diprioritaskan menjadi komisaris di sektor bisnis yang memiliki potensi
konflik tinggi, seperti sektor pertambangan batubara. Keberadaan mereka bisa menjadi
solusi untuk masalah sosial seperti pembebasan lahan dan premanisme. Alasan di balik
strategi ini terkait dengan efisiensi biaya, dan kedepannya akan memengaruhi kinerja dan
nilai perusahaan; dan nilai perusahaan adalah tujuan utama dari dewan komisaris. Karena
adanya penelitian yang menyatakan bahwa return on equity (ROE) memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, dan ROE dapat menjelaskan kinerja
perusahaan berdasarkan DuPont Identity, penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi
pengaruh penunjukan komisaris dengan latar belakang militer/polisi pada nilai dan kinerja
perusahaan, bagaimana beberapa kinerja kunci mempengaruhi nilai perusahaan sebelum
dan sesudah penunjukan, dan apa yang terjadi setelah perusahaan tambang terpilih
menunjuk komisioner dengan latar belakang militer / polisi.
Nilai perusahaan diukur oleh Tobin’s Q dan kinerja perusahaan diukur dengan net profit
margin (NPM), total assets turnover (TATO), dan equity multiplier (EM); karena ketiga
rasio tersebut menjelaskan kinerja kunci perusahaan berdasarkan DuPont Identity.
Penelitian ini menggunakan purposive sampling pada perusahaan pertambangan batubara
Indonesia yang terdaftar di BEI yang dikategorikan dalam Jakarta Stock Industrial
Classification (JASICA) dengan beberapa kriteria yang menghasilkan 4 perusahaan yang
memenuhi kriteria. Data keuangan dikumpulkan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
Direktori Pasar Modal Indonesia (ICMD) tahun 2006 - 2016. Data keuangan tiga tahun
sebelum dan sesudah pengangkatan komisaris dianalisis dengan menggunakan uji beda dan
regresi linier berganda sebagai metode analisis utama.
Hasil penelitian: 1) Tidak ada perbedaan signifikan antara Tobin’s Q setelah penunjukan
komisaris; 2) Ada perubahan pengaruh kinerja terhadap nilai perusahaan: sebelum
penunjukan komisaris, tidak ada variabel bebas yang memili pengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan. Setelah penunjukan, NPM memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. NPM, TATO, dan EM secara bersamaan memiliki efek
signifikan positif sebelum maupun setelah penunjukan. 4) Tidak ada perbedaan yang
signifikan pada Tobin’s Q setelah penunjukan komisaris disebabkan oleh tidak adanya
iv
perbedaan signifikan yang ditemukan pada NPM setelah penunjukan komisaris, padahal
hanya variabel tersebut yang memiliki pengaruh signifikan pada Tobin’s Q dalam model
regresi setelah penjukan komisaris. Meskipun ada perbedaan yang signifikan pada EM,
variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada model
regresi setelah penunjukan komisaris.
Kata kunci: dewan komisaris, nilai perusahaan, profitabilitas, pertambangan batubara,
DuPont Identity.
Perpustakaan Digital ITB