digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

UKM adalah entitas bisnis utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Di Indonesia, ada 52,2 Juta Usaha Kecil Menengah (UKM) yang memiliki kontribusi terhadap PDB hingga 52%. Yang menarik, subsektor fesyen merupakan penyumbang terbesar bagi ekspor ekonomi kreatif sebesar 54,54% pada 2016. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa industri fesyen Indonesia memiliki potensi besar untuk menembus pasar global ke pertumbuhannya yang luar biasa. Industri fesyen dikenal sebagai industri yang sangat kompetitif. Didirikan pada tahun 2017, Sukku Collective, sebagai salah satu Perusahaan Kecil dan Menengah dari Bandung adalah merek fesyen pria yang memproduksi Jeans Sashiko. Namun, Sukku Collective menghadapi ketidakcocokan antara permintaan dan penawaran dan ketidakmampuan untuk menentukan bahan apa yang akan dibeli dan berapa banyak kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode yang dapat mengurangi jumlah ketidaksesuaian antara permintaan penawaran. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti dapat membandingkan dan menentukan beberapa metode perkiraan permintaan dan metode yang memiliki kesalahan terendah akan dipilih. Data dianalisis oleh Microsoft Excel 17. Oleh karena itu, setelah perkiraan permintaan telah diputuskan, penelitian ini juga menjelaskan implementasi permintaan ke dalam perencanaan kebutuhan material. Studi ini akan menggunakan kuantitas pesanan ekonomi sebagai model perencanaan kebutuhan material untuk mengidentifikasi perencanaan produksi. Hasil penelitian menunjukkan perhitungan Perencanaan Kebutuhan Material menggunakan Economic Order Quantity yang menentukan perencanaan produksi untuk 6 bulan ke depan. Penelitian ini penting untuk memahami permintaan dan membantu perusahaan menemukan perencanaan produksi yang tepat. Selain itu, hasil penelitian dapat memiliki respons yang lebih baik terhadap permintaan pelanggan, perencanaan produksi yang lebih efisien, menghindari kelebihan atau kekurangan, dan mengurangi limbah.