Lingkungan sumur panas bumi yang pada umumnya bersifat asam, bertemperatur
tinggi, dan mengandung Non Condensible Gas seperti CO2 membuat banyak sumur
panas bumi mengalami kerusakan akibat komponen integritas sumur yang tidak
sesuai. Salah satu kerusakan yang sering terjadi yaitu kerusakan semen berupa
micro crack sebagai penyebab kegagalan. Kerusakan semen berupa micro crack
yang terjadi di sumur dapat dideteksi dengan evaluasi data Cement Bond Log-
Variable Density Log (CBL-VDL). Nilai amplitudo CBL sesuai API 10TR1 yang
diizinkan yaitu kurang dari 10 mV yang menunjukkan tidak terdapat micro anulus
dan chanelling, serta semen terdistribusi merata.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya micro crack
sebagai penyebab kegagalan yaitu dapat dilakukan dengan menambahkan aditif
pada semen saat proses penyemenan. Semen yang digunakan pada sumur panas
bumi mengacu pada semen untuk sumur minyak dan gas yaitu Oil Well Cement
(OWC) portland kelas G sesuai dengan API Specs 10A. Oleh karena itu diperlukan
aditif yang ditambahkan pada semen portland kelas G yang kompatibel serta tahan
terhadap karakteristik lingkungan sumur panas bumi. Salah satu aditif yang dapat
digunakan untuk mengatasi micro cracks yaitu aditif X yang dikembangkan oleh
perusahaan Z. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan karakterisasi dari sampel
semen portland kelas G dengan aditif X yang dibuat oleh perusahaan Z untuk
dilakukan studi kelayakan pada sumur panas bumi secara kualitatif. Metode
karakterisasi sampel semen pada penelitian ini yaitu menggunakan alat FTIR.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aditif X pada sampel semen hasil karakterisasi
FTIR berbahan dasar resin epoksi. Resin epoksi pada sampel semen memiliki
kemampuan untuk mencegah micro cracks, mengisi voids, serta menjadi secondary
barrier pada casing sheath. Berdasarkan hasil karakterisasi sampel dan analisis
kelayakan dapat disimpulkan bahhwa penambahan aditif X pada semen Portland
kelas G layak digunakan untuk sumur panas bumi