Pemilihan bentuk pemeliharaan jalan yang tepat dilakukan dengan penilaian
terhadap kondisi permukaan jalan yang dapat diperoleh dengan pengukuran
menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI), Present Serviceability
Index (PSI), dan Surface Distress Index (SDI) Evaluasi kondisi Jalan Soekarno
Hatta dengan menggunakan metode PCI menunjukan bahwa yang paling banyak di
temukan adalah kondisi “Good” baik pada perkerasan kaku maupun perkerasan
lentur, dengan persentase masing-masing adalah 61,9 % dan 21,6 %. Sedangkan
dengan menggunakan metode PSI yang paling banyak di temukan adalah kondisi
“Fair” baik pada perkerasan kaku maupun perkerasan lentur, dengan persentase
masing-masing adalah 81 % dan 48,9 %. Dengan menggunakan metode SDI pada
perkerasan lentur yang paling sering di temukan adalah kondisi “Sedang” dengan
persentase 65,9 %.
Analisis parametrik antara PCI dan PSI pada perkerasan kaku menghasilkan nilai
R2= 0,0064 dengan persamaan regresi yaitu PCI= 90,106 – 2,3506 x PSI, sedangkan
korelasi PCI dan PSI pada perkerasan lentur menghasilkan nilai R2= 0,1877 dengan
persamaan regresi yaitu PCI =33,356 + 14,77 x PSI, dan korelasi PCI dan SDI pada
perkerasan lentur menghasilkan nilai R2= 0,3502 dengan persamaan regresi yaitu PCI
= 80,707 – 0,4056 x SDI. Analisis non parametrik antara PCI dan PSI pada
perkerasan kaku menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,043 , sedangkan
nilai PCI dan PSI pada perkerasan lentur menghasilkan nilai koefisien korelasi
sebesar 0,397, dan nilai PCI dan SDI pada perkerasan lentur menghasilkan nilai koefisien
korelasi sebesar 0,492. Berdasarkan kedua metode analisis baik analisis parametrik
maupun non parametrik hubungan PCI dan SDI dinilai lebih baik dibandingkan
hubungan PCI dan PSI karena menghasilkan nilai R2 dan koefisien korelasi yang
lebih besar.