digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2014_TA_PP_SEKAR_MAWAR_OKTAVINA_1-COVER.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2014_TA_PP_SEKAR_MAWAR_OKTAVINA_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2014_TA_PP_SEKAR_MAWAR_OKTAVINA_1-BAB_2pdf.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2014_TA_PP_SEKAR_MAWAR_OKTAVINA_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2014_TA_PP_SEKAR_MAWAR_OKTAVINA_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2014_TA_PP_SEKAR_MAWAR_OKTAVINA_1-BAB_4_4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2014_TA_PP_SEKAR_MAWAR_OKTAVINA_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2014_TA_PP_SEKAR_MAWAR_OKTAVINA_1-BAB_6.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2014_TA_PP_SEKAR_MAWAR_OKTAVINA_1-PUSTAKA.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Indonesia merupakan negara yang cukup rentan terhadap bencana tsunami. Biasanya, bencana tsunami dipicu oleh gempa bumi yang dapat berasal dari gempa vulkanik maupun tektonik. Gelombang tsunami dapat mencapai daratan dengan kecepatan dan kekuatan yang sangat besar. Terkadang, masyarakat sekitar pesisir tidak sempat mencari tempat berlindung karena hal ini. Solusi yang dapat ditawarkan adalah dengan membangun bangunan evakuasi vertikal sementara tahan tsunami. Bangunan ini dibangun di lokasi strategis sebagai tempat mengungsi darurat ketika evakuasi horizontal tidak mungkin dilakukan. Tsunami mampu menghanyutkan berbagai benda-benda dan membawanya bersama arus gelombang ke daratan. Benda-benda hanyut ini sangat mungkin menghantam bangunan dan mengenai elemen kolom hingga mengalami kegagalan. Kegagalan kolom ini dapat menyebabkan terjadinya keruntuhan progresif sehingga bangunan mengalami kegagalan atau keruntuhan total. Bangunan evakuasi vertikal sementara yang dibangun harus mampu bertahan terhadap fenomena ini. Metode yang digunakan untuk mengetahui kerentanan bangunan terhadap kemungkinan terjadinya keruntuhan progresif adalah metode analisis statik linier dengan meninjau kolom di bagian eksterior. Pertama-tama, bangunan harus didesain terhadap beban gempa dan tsunami terlebih dahulu. Setelah bangunan kuat menahan beban gempa dan tsunami, dilakukan beberapa simulasi kegagalan kolom perimeter pada satu sisi bangunan. Setiap elemen struktur yang terhubung dengan kolom yang gagal harus dicek kekuatannya terhadap beban gravitasi. Pengecekan ini dilakukan dengan perbandingan demand dan kapasitas (demand-capacity ratio, DCR) menggunakan kombinasi beban 2(DL + 0,25LL). Bangunan dinyatakan aman terhadap kemungkinan keruntuhan progresif jika semua elemen yang ditinjau memiliki nilai DCR ? 2,0. Pada tugas akhir ini digunakan dua bangunan model dengan konfigurasi tinggi bangunan yang berbeda. Keduanya didesain terhadap beban gempa dan tsunami iii serta dilakukan simulasi keruntuhan progresif dengan cara yang sama. Simulasi dilakukan dengan lima skenario berbeda. Hasil dari simulasi yang dilakukan menunjukkan bahwa kedua bangunan model rentan terhadap keruntuhan progresif dengan kegagalan pada satu kolom eksterior. Namun, konfigurasi bangunan terbaik dari kedua bangunan model adalah bangunan model II yang memiliki ketinggian lebih besar. Hal ini ditunjukkan dari nilai DCR model II yang selalu lebih kecil dibandingkan model I pada semua skenario kegagalan kolom yang dilakukan. Pada tugas akhir ini juga dilakukan upaya pencegahan keruntuhan progresif. Pencegahan keruntuhan progresif pada kedua bangunan model dilakukan dengan meningkatkan kapasitas elemen di sekitar kolom yang gagal. Peningkatan kapasitas akan mengurangi nilai DCR yang terjadi. Setelah bangunan aman terhadap keruntuhan progresif, perencanaan bangunan evakuasi vertikal sementara tahan tsunami selesai dilakukan. Algoritma perencanaan bangunan evakuasi vertikal sementara tahan tsunami juga dibuat berdasarkan langkah-langkah yang dilakukan pada tugas akhir ini.