digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Anis Salsabila Arifin
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

Seismic gap merupakan area dengan aktivitas seismik yang relatif rendah pada periode yang panjang sehingga dapat menyebabkan gempa yang sangat besar. Kabupaten Cilacap yang terletak di pesisir selatan Pulau Jawa berhadapan langsungdengan zona seismic gap tersebut. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan mengkaji bahaya tsunami melalui simulasi numerik menggunakan Cornell Multi-grid Coupled Tsunami (COMCOT) v.1.7. Data batimetri pada simulasi numerik menggunakan hasil asimilasi GEBCO, BATNAS, PUSHIDROSAL dan data topografi Copernicus. Pada penelitian ini dilakukan 4 skenario simulasi, yaitu gempa dengan magnitudo 7,8 yang mengacu pada sejarah tsunami Pangandaran serta magnitudo 8,1, 8,5, dan 8,8 berdasarkan gempa hipotetik pada subduksi Megathrust Jawa. Dalam skenario terburuk (Mw = 8,8), hasil simulasi menunjukkan bahwa tsunami akan mencapai pesisir paling cepat pada menit ke-40 setelah gempa dengan tinggi gelombang mencapai 17 meter. Akibatnya, sebanyak 39 dari total 344 desa di Kabupaten Cilacap terendam tsunami dengan 21 desa diantaranya terletak di pesisir. Total area yang terendam mencapai 4612,7 Ha dengan kedalaman maksimum hingga 13 meter. Desa Bunton mengalami dampak paling parah dengan 66,96% wilayah desa terendam tsunami, sementara inundasiterjauh terjadi di Desa Karangturi dengan jarak mencapai 4,32 km dari garis pantai.